Ajang Puteri Indonesia, sebuah perhelatan kecantikan tertua di tanah air yang digagas oleh Yayasan Puteri Indonesia (YPI), kembali menobatkan seorang perempuan inspiratif. Firsta Yufi Amarta Putri, perwakilan dari Jawa Timur, berhasil menyabet mahkota Puteri Indonesia pada malam final yang digelar meriah. Kemenangan ini menandai babak baru dalam perjalanan Firsta, meneruskan legasi para pendahulunya sejak tahun 1992.
Yayasan Puteri Indonesia, yang didirikan oleh BRA Mooryati Soedibyo dari keluarga Kasunanan Yogyakarta, memiliki visi untuk melahirkan perempuan-perempuan Indonesia yang tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga cerdas, beretika, berani, dan mampu mengambil keputusan yang tepat. Nilai-nilai budaya luhur yang diwariskan oleh Ibu Mooryati menjadi landasan utama dalam proses pemilihan Puteri Indonesia.
Apa Saja Kriteria Utama Seorang Puteri Indonesia?
Yayasan Puteri Indonesia menekankan beberapa kriteria penting dalam memilih seorang Puteri Indonesia. Selain penampilan yang menarik, pengetahuan umum yang luas, kepribadian yang baik, serta kemampuan berkomunikasi yang efektif menjadi poin penilaian utama. Seiring perkembangan zaman, YPI juga menambahkan kriteria Be Brave yang mendorong Puteri Indonesia untuk berani mendobrak batasan, dan Be Right yang menuntutnya untuk selalu memperjuangkan kebenaran.
Ketua Dewan Pembina YPI, Putri Kus Wisnu Wardani, menegaskan bahwa kecerdasan, etika, keberanian, dan kemampuan memilih yang benar di tengah tantangan adalah kualitas utama yang harus dimiliki oleh seorang Puteri Indonesia. Proses seleksi yang ketat dan masa karantina yang panjang menjadi wadah bagi para finalis untuk menempa diri, menemukan jati diri, dan menjadi perempuan yang lebih berkarakter.
Malam final pemilihan Puteri Indonesia dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto dan Menteri Pariwisata Widi Wardhana, yang turut menjadi bagian dari dewan juri. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap ajang ini dan komitmen untuk memajukan perempuan Indonesia.
Kemana Para Puteri Indonesia Setelah Masa Jabatan Berakhir?
Usai mengemban tugas sebagai Puteri Indonesia, banyak jebolan ajang ini yang terus berkarya dan meraih prestasi di berbagai bidang. Venna Melinda, misalnya, kini aktif di dunia politik. Alya Rohali sukses meniti karir di dunia hiburan. Nadine Chandrawinata dikenal sebagai aktivis lingkungan yang peduli terhadap kelestarian alam. Zivanna Letisha Siregar aktif sebagai presenter ternama. Daftar ini membuktikan bahwa Puteri Indonesia bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang.
Firsta Yufi Amarta Putri kini mengemban amanah sebagai Puteri Indonesia. Ia diharapkan dapat menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia lainnya untuk berani bermimpi, berani berkarya, dan berani memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara. Kiprahnya di panggung nasional maupun internasional akan menjadi sorotan, dan ia diharapkan dapat membawa nama Indonesia semakin harum di mata dunia.
Bagaimana Nasib Mahkota Miss Universe Setelah Tidak Lagi Dipegang Yayasan Puteri Indonesia?
Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2023, Yayasan Puteri Indonesia tidak lagi mengirimkan perwakilannya ke ajang Miss Universe karena berakhirnya kontrak lisensi dengan Organisasi Miss Universe. Meskipun demikian, YPI tetap berkomitmen untuk mengirimkan Puteri Indonesia ke ajang internasional lainnya, seperti Miss Supranational. Terbukti, Harasha Haifa Zahra, Puteri Indonesia sebelumnya, berhasil meraih mahkota Miss Supranational, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Dengan semangat baru dan visi yang lebih luas, Yayasan Puteri Indonesia terus berupaya untuk melahirkan perempuan-perempuan Indonesia yang berkualitas, berkarakter, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Firsta Yufi Amarta Putri, sebagai Puteri Indonesia saat ini, diharapkan dapat menjadi teladan bagi generasi muda dan membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia.