Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa ya kita sering menyebut China dengan sebutan Tiongkok? Istilah ini memang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia, tapi dari mana asalnya dan kenapa kita menggunakannya?
Ternyata, penggunaan kata Tiongkok untuk menyebut China punya sejarah yang cukup panjang. Bukti paling awal ditemukan pada wadah perunggu kuno bernama Hezun, yang berasal dari zaman Dinasti Zhou Barat. Di sanalah istilah Zhongguo, yang kemudian kita kenal sebagai Tiongkok, mulai digunakan oleh masyarakat China sendiri sebagai nama negara mereka.
Sementara itu, kata China yang lebih populer di dunia internasional, termasuk di Barat, kemungkinan besar berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu istilah Cina yang merujuk pada Dinasti Qin (diucapkan Chin).
Kenapa Dulu Kita Pakai Istilah ‘China’, Lalu Berubah Jadi ‘Tiongkok’?
Dulu, kita memang lebih sering menggunakan istilah China. Namun, pada Maret 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan keputusan presiden (Keppres) yang secara resmi mengganti penggunaan istilah China menjadi Tiongkok. Keppres ini sekaligus mencabut Surat Edaran yang sudah berlaku sejak tahun 1967.
Perubahan ini bukan tanpa alasan. Penggunaan istilah Tjina (yang merupakan pengganti Tionghoa/Tiongkok) dianggap menimbulkan dampak psikologis yang kurang baik, bahkan diskriminatif, dalam hubungan sosial antara warga Indonesia keturunan Tionghoa dengan masyarakat lainnya.
Dengan adanya Keppres ini, semua kegiatan pemerintahan, penyebutan orang atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa. Bahkan, penyebutan negara Republik Rakyat China pun diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
Apa Kata Pemerintah Tiongkok Soal Perubahan Nama Ini?
Pemerintah Tiongkok sendiri memberikan tanggapan terkait perubahan nama ini. Seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok pernah mengatakan bahwa di masa penjajahan Jepang, mereka dipanggil dengan sebutan itu. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik, pernyataan ini mengindikasikan bahwa penggunaan istilah China memiliki konotasi sejarah yang kurang menyenangkan bagi mereka.
Jadi, Mana yang Lebih Tepat: China atau Tiongkok?
Sebenarnya, baik China maupun Tiongkok sama-sama benar. China lebih umum digunakan secara internasional, sementara Tiongkok lebih sering digunakan di Indonesia, terutama dalam konteks resmi pemerintahan. Penggunaan istilah Tiongkok juga dianggap lebih menghormati dan inklusif bagi warga Indonesia keturunan Tionghoa.
Perubahan ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan menghilangkan diskriminasi terhadap warga keturunan Tionghoa. Dengan menggunakan istilah yang lebih inklusif, diharapkan tercipta rasa persatuan dan kesatuan yang lebih kuat di antara seluruh warga negara Indonesia.
Jadi, sekarang kamu sudah tahu kan, kenapa kita sering menyebut China dengan sebutan Tiongkok? Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu!