Pendidikan di Papua bukan hanya urusan guru dan dosen saja. Semua pihak yang peduli pendidikan harus bersatu padu, bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi generasi muda Papua. Tujuannya jelas, menciptakan SDM Papua yang unggul dan angkatan muda yang siap kerja, sehingga masyarakat Papua bisa lebih sejahtera.
Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), Dr. Oscar Oswald O Wambrauw, menyampaikan hal ini dalam sebuah pernyataan. Beliau menekankan pentingnya Hari Pendidikan Nasional sebagai momen untuk merefleksikan kondisi pendidikan di Papua saat ini.
Uncen sendiri terus berbenah. Salah satu langkah penting adalah mempersiapkan akreditasi nasional dan internasional untuk beberapa jurusan, seperti Teknik Sipil, Biologi, dan Antropologi. Uncen menggandeng PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Arizona State University (ASU) untuk mewujudkan hal ini.
Kenapa Akreditasi Penting untuk Universitas?
Akreditasi itu ibarat sertifikat mutu untuk sebuah universitas. Dengan akreditasi, kualitas pendidikan terjamin, reputasi universitas meningkat, dan lulusannya jadi lebih mudah mencari pekerjaan. Dr. Oscar yakin bahwa pendidikan tinggi yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Kerja sama dengan PTFI juga mencakup pengembangan kurikulum berstandar internasional. Uncen menargetkan akreditasi internasional dalam waktu dekat berkat dukungan fasilitas modern dan kurikulum yang diperkuat. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkaya kualitas pembelajaran dan pengajaran, serta memperluas jaringan akademik Uncen di tingkat global. Visi besarnya adalah mencetak lulusan yang mampu bersaing di panggung dunia.
Uncen didirikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1962 dengan tujuan memberikan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat Papua. Hingga kini, Uncen telah meluluskan lebih dari 95.000 alumni yang berkiprah di berbagai bidang.
Bagaimana Uncen Meningkatkan Kualitas Pembelajaran?
Selain kurikulum, Uncen juga berinvestasi pada infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan Gedung Sains Kemitraan di kampus Uncen. Gedung ini terdiri dari tiga lantai dengan luas 3600 meter persegi, dilengkapi 18 ruang kelas, auditorium, ruang dosen, dan hybrid solar power system. Gedung ini juga dilengkapi furnitur dan perangkat elektronik multimedia yang menunjang kegiatan perkuliahan.
Dr. Oscar menegaskan bahwa dukungan ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kemajuan pendidikan sains dan teknologi di Papua. Uncen terus berupaya membangun sinergi yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan dengan seluruh mitra strategis.
Apa Saja Tantangan Pendidikan di Papua?
Tentu saja, membangun pendidikan di Papua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari aksesibilitas, kualitas guru, hingga relevansi kurikulum dengan kebutuhan lokal. Namun, dengan semangat gotong royong dan kolaborasi dari semua pihak, Dr. Oscar optimis bahwa masa depan pendidikan di Papua akan semakin gemilang.
Kemitraan strategis antara Uncen, PTFI, dan ASU adalah contoh nyata bagaimana dunia pendidikan dan dunia industri dapat bekerja sama untuk mendorong kemajuan Papua dan Indonesia secara lebih luas. Ini adalah langkah penting untuk mewujudkan SDM Papua yang unggul dan berdaya saing.