Kabar baik datang dari dunia usaha! Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansyah, baru-baru ini menyampaikan harapan agar pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan efisiensi anggaran. Tujuannya sederhana, tapi dampaknya bisa besar: menggairahkan kembali roda perekonomian Indonesia.
Menurut Budihardjo, sebelum adanya kebijakan efisiensi, belanja pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi para pelaku usaha. Artinya, potensi pasar dari sektor pemerintah ini masih sangat besar dan sayang jika tidak dimaksimalkan.
Dalam acara Sosialisasi B2B2G Expo 2025 yang digelar di Gedung Smesco pada Selasa, 6 Mei 2025, Budihardjo secara terbuka menyampaikan aspirasinya. Ia berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan efisiensi agar ekonomi Indonesia kembali bergairah. Mungkin nanti efisiensi bisa ditarik agar dapat meramaikan kembali ekonomi Indonesia, ujarnya.
Kenapa Belanja Pemerintah Penting untuk Ekonomi?
Belanja pemerintah memiliki efek domino yang luar biasa. Ketika pemerintah berbelanja, misalnya untuk proyek infrastruktur, pengadaan barang dan jasa, atau program sosial, uang tersebut akan mengalir ke berbagai sektor ekonomi. Perusahaan-perusahaan mendapatkan order, pekerja mendapatkan upah, dan pada akhirnya daya beli masyarakat pun meningkat.
Daya beli masyarakat yang kuat adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi. Ketika masyarakat memiliki uang dan kepercayaan diri untuk berbelanja, permintaan akan barang dan jasa akan meningkat. Hal ini akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi, merekrut lebih banyak pekerja, dan berinvestasi lebih banyak. Siklus positif ini akan terus berlanjut dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain Belanja Pemerintah, Apa Lagi yang Bisa Mendorong Ekonomi?
Budihardjo juga menyoroti potensi pasar masyarakat yang masih sangat besar. Dengan jumlah penduduk yang besar dan kelas menengah yang terus berkembang, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat menjanjikan. Apalagi, pemerintah dikabarkan berencana untuk kembali meningkatkan belanja, yang tentu saja akan semakin memicu daya beli masyarakat.
Beberapa faktor lain yang juga dapat mendorong ekonomi antara lain:
- Investasi asing dan domestik yang meningkat
- Ekspor yang kompetitif
- Inovasi dan teknologi yang berkembang
- Stabilitas politik dan keamanan
Apa Dampak Jika Kebijakan Efisiensi Tetap Diterapkan?
Jika kebijakan efisiensi tetap diterapkan tanpa penyesuaian, ada risiko bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat. Para pelaku usaha mungkin akan kesulitan mendapatkan order, pekerja bisa kehilangan pekerjaan, dan daya beli masyarakat bisa menurun. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dengan cermat dampak dari setiap kebijakan yang diambil. Kebijakan efisiensi memang penting untuk menjaga stabilitas fiskal, tetapi juga perlu diimbangi dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Mencari keseimbangan yang tepat antara kedua hal ini adalah kunci untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Semoga saja aspirasi dari Hippindo ini didengar oleh pemerintah. Dengan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, kita bisa bersama-sama membangun ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.