Transformasi besar-besaran tengah terjadi di tubuh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Di bawah kepemimpinan Direktur Utama Didiek Hartantyo, KAI tak hanya berbenah diri, tapi juga menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Bagaimana caranya?
Dalam sebuah forum diskusi di Universitas Indonesia, Didiek membagikan resep sukses KAI dalam menghadapi perubahan zaman. Ia menekankan pentingnya inovasi sebagai budaya kerja yang berkelanjutan. Bukan sekadar ikut-ikutan tren, inovasi di KAI dijalankan secara sistematis dan terukur.
Didiek menjelaskan bahwa KAI menjadikan setiap krisis dan tantangan sebagai peluang untuk berbenah. Alih-alih menunggu situasi membaik, KAI justru mengambil langkah proaktif dengan menerapkan strategi pelayanan berbasis teknologi dan inovasi yang berkelanjutan.
Bagaimana KAI Mengubah Krisis Menjadi Peluang?
Salah satu kunci keberhasilan KAI adalah keberanian untuk berubah. Didiek menekankan bahwa di era pelayanan publik yang dinamis, kepemimpinan inovatif bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan sebuah kebutuhan mendasar. KAI membuktikan bahwa institusi publik dapat tetap relevan dan bahkan unggul jika dikelola dengan pikiran terbuka dan keberanian untuk berinovasi.
KAI juga meraih penghargaan Best CSR Award 2025 sebagai bukti nyata kontribusinya terhadap pembangunan sosial dan lingkungan. Ini menunjukkan bahwa KAI tidak hanya fokus pada keuntungan bisnis, tetapi juga memiliki komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Tak hanya itu, KAI juga mendapatkan pengakuan internasional dalam hal keberlanjutan. Skor ESG (Environmental, Social, and Governance) KAI mencapai 41 dari S&P Global, menempatkannya dalam 20% teratas sektor transportasi dan infrastruktur secara global. Ini adalah bukti bahwa KAI serius dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Apa Rahasia di Balik Transformasi KAI?
Didiek mengungkapkan bahwa di balik angka-angka keberhasilan KAI, terdapat upaya sistematis untuk mengelola inovasi sebagai core capability yang terukur dan berkelanjutan. KAI tidak hanya berinovasi secara sporadis, tetapi memiliki strategi yang jelas dan terarah untuk terus mengembangkan inovasi di berbagai bidang.
Dalam kesempatan tersebut, Didiek juga memberikan pesan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa FIA UI. Ia menekankan bahwa kepemimpinan inovatif membutuhkan keberanian, ketekunan, dan visi jangka panjang. Tanpa ketiga hal tersebut, sulit untuk mencapai kesuksesan dalam era yang penuh dengan perubahan ini.
Acara ini merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-10 FIA UI, sekaligus peluncuran buku Inovasi Organisasi. Buku ini berisi pemikiran dan praktik terbaik dari berbagai institusi, termasuk KAI, dalam mengelola inovasi.
Mengapa Inovasi Penting untuk Masa Depan KAI?
Di tengah percepatan transformasi birokrasi dan tuntutan pelayanan yang semakin kompleks, inovasi menjadi kunci bagi KAI untuk tetap relevan dan kompetitif. KAI menyadari bahwa untuk memenuhi harapan masyarakat, mereka harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
KAI, melalui komitmen pelayanan yang adaptif dan penuh tanggung jawab, terus berusaha membangun kepercayaan publik. Kepercayaan ini dibangun bukan hanya lewat apa yang dilakukan, tetapi juga lewat cara melakukannya. KAI ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya memberikan pelayanan yang baik, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dengan strategi inovasi yang berkelanjutan dan komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab sosial, KAI siap menghadapi tantangan masa depan dan terus memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.