Uni Eropa (UE) punya rencana besar: lepas dari ketergantungan gas Rusia sepenuhnya pada akhir 2027! Langkah ini bukan cuma soal ekonomi, tapi juga keamanan energi dan transisi ke energi bersih. Bayangkan, dulu sekitar 40% kebutuhan gas Eropa dipasok dari Rusia, sebelum kejadian di Ukraina tahun 2022. Sekarang, UE mau mandiri energi!
Komisaris Energi UE, Dan Jørgensen, bilang rencana ini bukti komitmen UE untuk memperkuat keamanan energi dan mempercepat transisi ke energi bersih. Ini juga bagian dari strategi jangka panjang REPowerEU, yang fokus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Kenapa Lepas dari Gas Rusia Jadi Prioritas?
Alasan utamanya jelas: UE nggak mau lagi bergantung pada satu negara untuk kebutuhan energinya, apalagi negara yang situasinya kurang stabil. Selain itu, transisi ke energi bersih juga jadi agenda penting untuk mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim. Jadi, ini langkah strategis ganda!
Tapi, ada satu masalah besar yang harus diatasi: kontrak jangka panjang take-or-pay antara perusahaan Eropa dan Gazprom, perusahaan energi milik negara Rusia. Kontrak ini mewajibkan perusahaan Eropa membayar sejumlah volume gas, meskipun mereka nggak mengambilnya. Komisi Eropa lagi cari cara legal biar perusahaan-perusahaan ini bisa keluar dari kontrak tanpa kena denda.
Kontrak Take-or-Pay: Apa Itu dan Kenapa Jadi Masalah?
Sederhananya, kontrak take-or-pay itu kayak langganan yang harus dibayar terus, meskipun nggak dipakai. Dalam konteks gas, perusahaan Eropa harus bayar sejumlah volume gas ke Gazprom, meskipun mereka nggak butuh gas sebanyak itu. Ini jadi masalah karena menghalangi UE untuk beralih ke sumber energi lain.
Para ahli hukum bilang, batalin kontrak ini tanpa penalti finansial itu susah. Alasan force majeure (kejadian di luar kendali) mungkin nggak berlaku di sini. Jadi, Komisi Eropa harus cari solusi yang cerdas dan legal.
Untuk menggantikan pasokan gas dari Rusia, UE udah meningkatkan impor LNG dari Amerika Serikat dan cari sumber energi alternatif dari negara-negara seperti Norwegia, Qatar, dan Afrika Utara. Diversifikasi sumber energi ini penting banget biar UE nggak bergantung pada satu pemasok aja.
Negara Mana Saja yang Masih Bergantung pada Gas Rusia?
Beberapa negara anggota UE, seperti Slovakia dan Hungaria, masih bergantung banget sama pasokan gas Rusia melalui pipa. Mereka khawatir sanksi terhadap gas Rusia bisa bikin harga energi melonjak. Ini jadi tantangan tersendiri buat UE, karena semua negara anggota harus sepakat dengan rencana ini.
Rencananya, Komisi Eropa akan mengusulkan larangan terhadap kesepakatan impor gas baru dan kontrak spot dengan Rusia mulai akhir 2025. Saat ini, sekitar 19% gas Eropa masih berasal dari Rusia melalui pipa TurkStream dan pengiriman LNG. Selanjutnya, impor gas dan gas alam cair (LNG) dari Rusia di bawah kontrak yang ada akan dilarang secara hukum pada akhir tahun 2027. Tapi, detail spesifiknya belum diungkapkan.
Kata Jørgensen, Hanya sedikit kawasan di dunia yang telah mengubah pemasok energinya secara radikal seperti yang dilakukan UE. Ini menunjukkan betapa seriusnya UE dalam mewujudkan kemandirian energi.
Rencana ini akan diajukan sebagai proposal hukum yang memerlukan persetujuan dari Parlemen Eropa dan mayoritas negara anggota UE. Jadi, ini bukan sanksi yang memerlukan persetujuan bulat. Kita tunggu saja bagaimana perkembangannya!