Polemik di lingkaran Istana kembali mencuat setelah Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, sempat menyatakan pengunduran dirinya, namun kemudian ditarik kembali atas permintaan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini memicu sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, yang menilai ada masalah mendasar dalam pola komunikasi publik di lingkungan Istana.
Syamsu Rizal menekankan bahwa keputusan seorang pejabat setingkat Kepala PCO yang sempat mengundurkan diri tidak bisa dianggap remeh. Ia menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap tim komunikasi Istana agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Kenapa Pengunduran Diri Hasan Nasbi Sempat Jadi Sorotan?
Salah satu pemicu kontroversi adalah komentar Hasan Nasbi terkait pengiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo. Komentar tersebut dinilai kurang empati dan tidak mencerminkan sikap seorang juru bicara kepresidenan yang profesional. Syamsu Rizal berpendapat, juru bicara Istana seharusnya menyampaikan pernyataan yang bijak dan sesuai dengan konteks permasalahan yang terjadi, apalagi jika menyangkut ancaman terhadap media.
Menurutnya, insiden ini menunjukkan adanya masalah komunikasi yang sangat mendasar. Seorang juru bicara Istana seharusnya memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana menghadapi media dan menyampaikan informasi secara efektif dan bertanggung jawab.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, turut memberikan tanggapan terkait hal ini. Ia menegaskan bahwa persetujuan atau penolakan pengunduran diri seorang pembantu presiden sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto. Puan menambahkan, Presiden memiliki hak penuh untuk menentukan siapa saja yang akan membantunya di pemerintahan.
Apa Tugas Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Sebenarnya?
Hasan Nasbi sendiri menjelaskan bahwa PCO menjalankan tugas sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2024. Tugas tersebut meliputi mengkomunikasikan informasi-informasi strategis terkait program-program prioritas pemerintahan Prabowo, termasuk Asta Cita dan program hasil terbaik cepat. Ia juga memastikan bahwa tugasnya sebagai Kepala PCO tidak tumpang tindih dengan tugas Juru Bicara Presiden sekaligus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
Hasan menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan pesan agar hal-hal yang perlu diperbaiki segera diperbaiki, dan hal-hal yang belum baik di masa lalu harus diperbaiki. Ia juga menyebut bahwa Mensesneg sebagai pejabat paling senior di Istana berhak berbicara apapun terkait pemerintahan.
Bagaimana Istana Seharusnya Berkomunikasi dengan Publik?
Syamsu Rizal menekankan pentingnya bagi juru bicara Istana untuk menyampaikan pernyataan secara bijak dan tanpa sentimen pribadi. Ia mengingatkan bahwa juru bicara mewakili institusi negara, bukan tim sukses pasangan calon. Komunikasi yang efektif dan profesional sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan informasi yang disampaikan akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam komunikasi publik Istana:
- Memahami konteks permasalahan sebelum memberikan pernyataan.
- Menyampaikan informasi secara akurat dan bertanggung jawab.
- Menghindari sentimen pribadi dan menjaga netralitas.
- Menjaga empati dan sensitivitas terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
- Membangun hubungan yang baik dengan media.
Dengan evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan, diharapkan komunikasi publik di lingkungan Istana dapat menjadi lebih baik dan efektif, sehingga dapat mendukung kinerja pemerintahan secara keseluruhan.