Indonesia baru-baru ini menjadi sorotan terkait peringkatnya dalam sebuah indeks yang mengukur keterbukaan perdagangan antar negara. Indeks ini, yang dikenal sebagai Trade Barrier Index (TBI), membandingkan seberapa terbuka suatu negara terhadap perdagangan internasional dan hambatan-hambatan apa saja yang mungkin menghalangi arus barang dan jasa.
Salah satu faktor yang disebut-sebut mempengaruhi peringkat Indonesia adalah isu seputar potensi hambatan perdagangan untuk produk teknologi terbaru, sebut saja misalnya, iPhone 16. Pembatasan layanan yang diberlakukan terhadap penjualan produk-produk seperti ini ternyata memiliki dampak signifikan terhadap skor Indonesia dalam indeks tersebut, khususnya pada komponen yang mengukur pembatasan layanan (services restrictions).
Namun, masalahnya tidak hanya terbatas pada satu jenis produk saja. TBI juga menyoroti hambatan-hambatan tidak langsung yang mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. Hambatan-hambatan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari efisiensi logistik, perlindungan hak cipta, pembatasan perdagangan digital, hingga partisipasi dalam perjanjian perdagangan bebas (FTA).
Mengapa Hambatan Perdagangan Bisa Merugikan Ekonomi?
Hambatan perdagangan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi perekonomian suatu negara. Secara umum, hambatan-hambatan ini dapat meningkatkan biaya perdagangan, mengurangi daya saing produk lokal, dan menghambat investasi asing. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi bisa melambat dan lapangan kerja sulit diciptakan.
Sebagai contoh, jika biaya logistik di Indonesia tinggi, maka produk-produk Indonesia akan menjadi lebih mahal dibandingkan produk serupa dari negara lain. Hal ini tentu akan mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Selain itu, jika perlindungan hak cipta lemah, maka investor asing akan enggan untuk berinvestasi di Indonesia karena takut kekayaan intelektual mereka dicuri.
Hambatan perdagangan langsung yang dinilai oleh TBI terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu:
Apa Saja Dampak Pembatasan Perdagangan Digital?
Di era digital saat ini, perdagangan digital semakin penting bagi pertumbuhan ekonomi. Pembatasan perdagangan digital dapat menghambat inovasi, mengurangi akses ke pasar global, dan menghambat perkembangan ekonomi digital. Contoh pembatasan perdagangan digital antara lain adalah pembatasan transfer data lintas batas negara, persyaratan lokalisasi data, dan sensor internet.
Jika Indonesia ingin menjadi pemain utama dalam ekonomi digital global, maka pemerintah perlu mengurangi hambatan perdagangan digital dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan investasi di sektor digital.
Bagaimana Cara Meningkatkan Keterbukaan Perdagangan Indonesia?
Untuk meningkatkan keterbukaan perdagangan dan memperbaiki peringkat dalam indeks TBI, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi hambatan perdagangan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global, menarik investasi asing, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Peningkatan keterbukaan perdagangan juga dapat memberikan manfaat bagi konsumen Indonesia, seperti harga yang lebih rendah dan pilihan produk yang lebih beragam.