Metode Pengelasan pada Konstruksi Kapal Baja: Nge-las Demi Lautan

Metode Pengelasan pada Konstruksi Kapal Baja: Nge-las Demi Lautan

Pernah nggak sih kamu lihat kapal laut gede yang terbuat dari baja dan bertanya-tanya, “Ini nyusunnya gimana sih?” Jawabannya simpel tapi juga rumit: pengelasan.

Iya, kapal baja itu bukan dibautin kayak rak IKEA, tapi lebih banyak dilas. Proses pengelasan adalah jantung dari konstruksi kapal baja. Nggak cuma bikin bagian-bagian kapal nyatu, tapi juga menentukan kekuatan dan ketahanannya di tengah ganasnya lautan.

Nah, di artikel ini kita bakal ngobrol santai soal metode pengelasan yang dipakai dalam konstruksi kapal baja. Siap? Yuk, kita mulai dari yang paling dasar dulu!


Kenapa Harus Pengelasan?

Kalau kamu tanya kenapa kapal baja dilas, bukan disekrup atau dibaut aja, jawabannya karena pengelasan itu kuat banget. Lasan bisa menyatuin dua pelat baja jadi satu kesatuan struktur yang utuh dan tahan tekanan tinggi, beban besar, serta korosi laut. Dan satu lagi—pengelasan itu lebih efisien dalam jangka panjang.


Beda Jenis Kapal, Beda Tantangan Lasnya

Konstruksi kapal tanker, kapal niaga, hingga kapal perang punya kebutuhan las yang beda. Tapi intinya sama: semua butuh sambungan yang kuat, presisi tinggi, dan tahan karat.

Dalam dunia galangan kapal, terutama yang pakai baja karbon rendah atau baja tahan korosi, metode pengelasan harus tepat. Kalau salah metode, bisa-bisa sambungan jadi titik lemah kapal—yang bisa bikin bahaya di laut.


Jenis-Jenis Metode Pengelasan yang Umum Digunakan

Berikut beberapa metode pengelasan yang sering banget dipakai di konstruksi kapal:


1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding) – Las Busur Manual

Ini metode pengelasan yang paling klasik dan paling sering dipakai. Biasa disebut las listrik manual, metode ini pakai elektroda yang habis seiring proses pengelasan.

🔧 Kelebihan:

  • Simpel dan fleksibel
  • Bisa dipakai di area sempit atau susah dijangkau
  • Cocok buat perbaikan dan bagian-bagian kecil

⚠️ Kekurangan:

  • Kurang efisien buat produksi massal
  • Hasil las bisa kurang rapi kalau operator belum berpengalaman

2. FCAW (Flux Cored Arc Welding)

Metode ini mirip MIG welding, tapi elektroda-nya punya “inti fluks” yang menghasilkan pelindung gas sendiri saat proses pengelasan. Cocok buat pengelasan luar ruangan di galangan kapal.

🔧 Kelebihan:

  • Lebih cepat dari SMAW
  • Cocok buat baja tebal
  • Bisa untuk area berangin tanpa perlindungan gas eksternal

⚠️ Kekurangan:

  • Hasil las bisa menghasilkan banyak percikan
  • Harus sering dibersihkan slag-nya

3. GMAW (Gas Metal Arc Welding) – Las MIG/MAG

Kalau kamu pernah lihat las dengan kabel kawat dan gas pelindung, itu kemungkinan besar GMAW. Di industri kapal, metode ini cocok buat produksi massal dan fabrikasi modul kapal di dalam workshop.

🔧 Kelebihan:

  • Kecepatan tinggi
  • Minim slag, jadi hemat waktu pembersihan
  • Cocok untuk baja ringan dan sedang

⚠️ Kekurangan:

  • Butuh kondisi ruangan stabil (nggak berangin)
  • Gas pelindung harus terus tersedia

4. SAW (Submerged Arc Welding)

Ini metode las otomatis yang biasa dipakai buat sambungan pelat besar dan panjang. Pelat baja diletakkan mendatar, las otomatis berjalan sendiri dengan lapisan fluks di atasnya.

🔧 Kelebihan:

  • Hasil las sangat rapi dan dalam
  • Cepat dan efisien buat pelat besar
  • Minim percikan dan asap

⚠️ Kekurangan:

  • Cuma bisa buat posisi datar
  • Mahal untuk investasi awal

Posisi Pengelasan di Kapal: Nggak Cuma Mendatar!

Dalam dunia pengelasan kapal, posisi kerja bisa jadi tantangan tersendiri. Beda dari pengelasan workshop biasa, di galangan kapal lasan bisa dalam posisi:

  • Horizontal (1G/PA) – posisi paling enak
  • Vertikal (3G/PF) – mulai terasa berat
  • Overhead (4G/PE) – lasan di atas kepala, tantangan banget!
  • Fillet weld di sudut-sudut sempit – butuh keahlian tinggi

Operator las harus punya sertifikat khusus buat setiap posisi ini. Semakin sulit posisinya, semakin mahal juga tarifnya.


Tantangan dalam Pengelasan Kapal Baja

Ngomongin soal tantangan, dunia las kapal itu penuh lika-liku. Nih beberapa tantangan yang biasa dihadapi:

1. Distorsi Akibat Panas

Saat las, logam memuai karena panas. Tapi begitu dingin, dia bisa menyusut. Ini bikin pelat melengkung atau bengkok. Makanya butuh teknik khusus biar distorsi bisa dikendalikan—misalnya dengan “tack weld” atau pendinginan bertahap.

2. Retakan Las

Kalau sambungan nggak cukup kuat atau tekniknya salah, bisa muncul retakan. Ini bahaya banget kalau terjadi di bagian struktur utama kapal.

3. Korosi

Sambungan las yang nggak rapi atau terlalu banyak terpapar udara bisa mempercepat karat. Biasanya setelah proses las, bagian itu dilapisi primer, epoxy, atau pelindung lain biar tahan laut.

4. Keselamatan Kerja

Pengelasan menghasilkan panas tinggi, percikan, dan asap berbahaya. Di ruang tertutup seperti tangki kapal, risiko sesaknya tinggi banget. Operator harus pakai APD lengkap dan prosedur ventilasi yang benar.


Teknologi Modern Bantu Proses Las

Dulu semua lasan di kapal dikerjakan manual. Sekarang banyak galangan kapal yang pakai robot welding atau semi-automatic welding machine buat meningkatkan presisi dan kecepatan.

Ditambah lagi, ada software simulasi las yang bisa menganalisis heat input, prediksi distorsi, dan desain sambungan terbaik sebelum proses pengelasan dimulai.


Pengujian Kualitas Las

Proses las bukan cuma soal nyatuin pelat baja. Setelah las, bagian itu harus diuji buat pastikan kekuatannya. Metode pengujian meliputi:

  • Visual Test (VT) – dicek dengan mata, pakai lampu sorot
  • Ultrasonic Test (UT) – pakai gelombang suara buat cari retakan dalam
  • Magnetic Particle Test (MT) – deteksi retakan permukaan
  • Radiographic Test (RT) – pakai sinar X-ray buat lihat struktur dalam lasan

Semua hasil las di kapal harus lolos uji ini sebelum lanjut ke tahap selanjutnya.

penulis:niko mayhendra

More From Author

Manajemen Proyek dalam Pembangunan Kapal Baru: Dari Cetak Biru sampai Kapal Siap Layar

Manajemen Proyek dalam Pembangunan Kapal Baru: Dari Cetak Biru sampai Kapal Siap Layar

Inovasi Terbaru dalam Desain Kapal Ramah Lingkungan: Lautan Butuh Napas

Inovasi Terbaru dalam Desain Kapal Ramah Lingkungan: Lautan Butuh Napas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *