Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Sarmo, seorang pria yang dikenal warga sekitar sebagai sosok pendiam, menggegerkan banyak pihak. Lebih mencengangkan lagi, seorang psikolog terkemuka mengungkapkan bahwa Sarmo diduga kuat memiliki kepribadian ganda. Bagaimana bisa seorang yang tampak biasa saja di mata tetangga ternyata menyimpan sisi gelap yang begitu mengerikan?
Menurut analisis psikolog tersebut, Sarmo menunjukkan ciri-ciri Dissociative Identity Disorder (DID), atau yang lebih dikenal dengan kepribadian ganda. DID adalah kondisi mental kompleks di mana seseorang memiliki dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda. Kepribadian-kepribadian ini dapat memiliki nama, usia, jenis kelamin, karakteristik, dan bahkan ingatan yang berbeda. Dalam kasus Sarmo, diduga salah satu kepribadiannya adalah sosok yang kejam dan tidak memiliki empati, yang bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan tersebut.
Apa yang Memicu Kepribadian Ganda pada Seseorang?
Penyebab pasti DID masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Namun, sebagian besar sepakat bahwa trauma masa kecil yang parah, seperti kekerasan fisik, seksual, atau emosional, memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan ini. Trauma tersebut dapat menyebabkan seseorang mengembangkan mekanisme pertahanan diri dengan menciptakan identitas lain untuk mengatasi rasa sakit dan penderitaan yang tak tertahankan. Identitas-identitas ini kemudian dapat muncul dan mengambil alih kendali perilaku seseorang dalam situasi tertentu.
Dalam kasus Sarmo, penyelidikan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengungkap apakah ada riwayat trauma masa kecil yang signifikan. Informasi ini dapat membantu memahami lebih dalam akar permasalahan yang menyebabkan munculnya kepribadian ganda dan tindakan keji yang dilakukannya.
Bagaimana Cara Mendeteksi Seseorang dengan Kepribadian Ganda?
Mendeteksi DID bukanlah perkara mudah. Seseorang dengan DID seringkali pandai menyembunyikan kondisi mereka karena takut dihakimi atau dikucilkan. Namun, ada beberapa tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan adanya DID, antara lain:
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini tidak selalu berarti seseorang memiliki DID. Diagnosis DID hanya dapat ditegakkan oleh profesional kesehatan mental yang terlatih.
Apakah Kepribadian Ganda Bisa Disembuhkan?
Meskipun DID adalah kondisi yang kompleks dan menantang, bukan berarti tidak ada harapan untuk pemulihan. Terapi psikoterapi, terutama terapi trauma, adalah pendekatan utama dalam pengobatan DID. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien memproses trauma masa lalu, mengintegrasikan identitas-identitas yang terpecah, dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat. Selain itu, obat-obatan seperti antidepresan atau antianxiety dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang menyertai DID, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan tidur.
Kasus Sarmo menjadi pengingat yang menyedihkan tentang kompleksitas pikiran manusia dan dampak buruk dari trauma yang tidak tertangani. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Proses hukum terhadap Sarmo akan terus berlanjut, dengan mempertimbangkan kondisi mentalnya sebagai salah satu faktor yang meringankan atau memberatkan hukuman. Masyarakat pun berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan keadilan dapat ditegakkan bagi para korban dan keluarga mereka.