Tiga polisi inspiratif terpilih sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2025, sebuah ajang penghargaan yang diinisiasi oleh detikcom bersama Polri untuk memberikan apresiasi kepada anggota kepolisian yang menunjukkan keteladanan. Masyarakat pun diajak untuk memberikan informasi tambahan mengenai para kandidat ini.
Bagaimana seorang polisi bisa mengubah lahan kosong menjadi sumber rezeki?
Aiptu Karyanto, seorang Bhabinkamtibmas di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, melihat potensi tersembunyi di lahan rawa yang tidak produktif. Dengan inisiatifnya, ia mengubah lahan tersebut menjadi tambak ikan air tawar yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Karyanto tidak bekerja sendiri. Ia berkoordinasi dengan masyarakat, pemerintah daerah, dinas perikanan, kelurahan, serta RT/RW untuk mengembangkan tambak ikan dan membentuk kelompok petani ikan. Bantuan juga diberikan dalam hal permodalan dan penggarapan lahan. Pertemuan rutin diadakan untuk membahas perkembangan dan mencari solusi atas berbagai kendala yang dihadapi para petani ikan.
Inisiatif Karyanto ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka bekerja sama dengan dinas terkait dan didampingi oleh Bhabinkamtibmas untuk mewujudkan tambak ikan yang produktif. Kisah ini bermula ketika Karyanto melihat potensi lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Bisakah polisi mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kegiatan keagamaan?
AKBP Condro memiliki cara unik untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Kabupaten Serang, yaitu melalui program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’. Program ini merupakan sarana silaturahmi dengan warga, di mana Condro mengunjungi desa-desa setiap hari untuk berdialog dan mendengarkan keluh kesah mereka.
Ustadz Supriyatna, seorang pendidik majelis taklim Darul Kolot di Cikande, Serang, memberikan kesaksian tentang dampak positif program ini. Menurutnya, Condro mampu mengubah stigma masyarakat terhadap kepolisian menjadi positif. Masyarakat merasa nyaman untuk berdiskusi, memberikan laporan, atau bahkan curhat kepada Condro.
Program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ terbukti efektif dalam menekan angka kejahatan di Kabupaten Serang. Data menunjukkan penurunan signifikan tindak pidana dari Januari-September 2023 ke periode yang sama di tahun 2024. Condro menjelaskan bahwa ‘ngariung’ berarti berkumpul, sebuah tradisi yang melekat di masyarakat Banten. Dengan kegiatan ini, ia ingin mencontohkan kepada jajarannya pentingnya komunikasi dua arah saat bertemu warga.
Mungkinkah transparansi pelayanan publik mencegah korupsi?
Iptu Andi Sri Ulva Baso menggagas inovasi Meja Tanpa Laci di ruang-ruang pelayanan publik Polsek Panakkukang, Unit PPA Polres Takalar, dan Regident Polda Sulawesi Selatan. Tujuannya adalah untuk menciptakan transparansi pelayanan dan menghilangkan praktik pungutan liar (pungli).
Husaima ‘Ema’ Husain, Koordinator Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Sulsel, memuji keberanian Ulva dalam mengampanyekan pencegahan korupsi. Ema bertemu Ulva saat SPAK mengadakan Training of Trainers (ToT) SPAK di Sorong. Ulva mewakili kapolsek yang mendapat undangan dari aktivis antikorupsi.
Ulva mengaku bahwa acara tersebut benar-benar mengubah cara berpikirnya tentang pencegahan korupsi. Ia bertemu dengan banyak peserta dari instansi lain seperti kejaksaan, permasyarakatan, dan anggota PKK. Eva, dari SPAK, menilai Ulva adalah agen SPAK yang paling signifikan perubahan pola pikirnya.
Penentuan tiga besar kandidat Polisi Inovatif Hoegeng Awards 2025 dilakukan melalui rapat Dewan Pakar yang digelar secara hybrid. Dewan Pakar terdiri dari tokoh-tokoh seperti Alissa Qotrunnada Wahid dari Jaringan Gusdurian Indonesia, Putu Elvina dari Komnas HAM, dan mantan Plt Pimpinan KPK.
Masyarakat dapat memberikan informasi tambahan mengenai para kandidat melalui email. Redaksi menjamin kerahasiaan identitas pengirim. Panitia dan Dewan Pakar tidak menerima segala bentuk penggalangan dukungan dalam uji publik Hoegeng Awards 2025 ini.
