PLTS Atap Jadikan Bali Pelopor Kemandirian Energi

Bali terus berupaya menjadi pulau yang lebih hijau dan mandiri dalam hal energi. Salah satu langkah terbesarnya adalah dengan mempercepat penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, terutama di gedung-gedung pemerintahan, fasilitas publik, dan sektor bisnis. Tujuannya? Menciptakan Bali Mandiri Energi dengan energi bersih.

Pemerintah daerah setempat sangat serius dengan program ini. Mereka ingin pemanfaatan PLTS Atap dilakukan secara besar-besaran. Dengan begitu, penggunaan energi terbarukan akan meningkat pesat. Selain itu, penggunaan PLTS Atap juga bisa menghemat biaya listrik, membuka lapangan kerja baru di bidang energi hijau, dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam transisi energi.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali menegaskan bahwa langkah ini penting untuk mencapai target Bali Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2045. Artinya, Bali ingin mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol pada tahun tersebut.

Kenapa PLTS Atap Jadi Andalan?

PLTS Atap dianggap sebagai solusi yang cepat, fleksibel, dan sesuai dengan kondisi Bali. Pulau ini memiliki banyak bangunan yang cocok untuk dipasangi panel surya. Selain itu, PLTS Atap juga memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi langsung dalam menghasilkan energi bersih.

Institute for Essential Services Reform (IESR) juga mendukung penuh inisiatif ini. Mereka percaya bahwa PLTS Atap bukan hanya akan membantu Bali mencapai kemandirian energi, tetapi juga mewujudkan komitmen untuk mencapai NZE 2045.

Ketua CORE Universitas Udayana (UNUD) menambahkan bahwa Bali tidak bisa terus-menerus membangun pembangkit listrik konvensional tanpa batas. Jika terus dilakukan, lahan untuk pembangkit baru akan habis.

Apa Saja Manfaat Lain dari PLTS Atap?

Selain menghasilkan energi bersih, PLTS Atap juga memiliki beberapa manfaat lain, di antaranya:

  • Mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik dari luar daerah.
  • Meningkatkan ketahanan energi Bali.
  • Mengelola permintaan listrik yang tinggi setelah pandemi.
  • Mengurangi tekanan pada PLN untuk menambah pasokan listrik baru.

IESR merekomendasikan agar pemerintah mendukung inisiatif ini dan merevisi peraturan terkait PLTS Atap. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sistem kuota dan memperkenalkan kembali skema net-metering, serta mendorong penggunaan PLTS Atap dengan battery energy storage system (BESS) untuk bangunan industri dan komersial.

Bagaimana Caranya Agar Program Ini Berhasil?

Untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi, IESR mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, PLN, institusi pendidikan, komunitas lokal, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan ini.

Gubernur Bali juga mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam program ini. Ia berharap semua kantor pemerintah, hotel, vila, sekolah, kampus, dan pasar menggunakan PLTS Atap.

Dengan langkah-langkah ini, Bali berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam transisi energi yang adil dan berbasis masyarakat. PLTS Atap bukan hanya solusi teknis, tetapi juga simbol partisipasi warga dalam menjaga bumi.

Meskipun potensi PLTS Atap di Bali sangat besar, pemanfaatannya saat ini masih sangat terbatas, yaitu kurang dari 1%. Oleh karena itu, percepatan program ini sangat penting untuk mencapai target Bali NZE 2045.

Dengan komitmen dan kerja keras semua pihak, Bali yakin dapat mewujudkan kemandirian energi dan menjadi pulau yang lebih hijau dan berkelanjutan.

More From Author

Panduan Memilih SMK dengan Jurusan TKRO Terbaik di Indonesia: Biar Gak Salah Jalan!

Panduan Memilih SMK dengan Jurusan TKRO Terbaik di Indonesia: Biar Gak Salah Jalan!

Apa Itu Teknik Elektronika?

Apa Itu Teknik Elektronika?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *