Kabar gembira datang dari pelosok negeri! Dulu dikenal sebagai Sekolah Kolong karena kegiatan belajar mengajar dilakukan di bawah rumah panggung, kini sekolah di Dusun Tanetebulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, ini telah bertransformasi menjadi Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu. Sebuah perubahan yang patut diapresiasi!
Dulu, pemandangan anak-anak belajar di kolong rumah menjadi potret miris yang menyentuh hati banyak orang. Kondisi serba terbatas itu menjadi tantangan tersendiri bagi semangat belajar mereka. Namun, berkat kepedulian berbagai pihak, mimpi memiliki sekolah yang layak kini menjadi kenyataan. Saat ini, Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu menampung 15 siswa yang penuh semangat menimba ilmu.
Pembangunan madrasah ini adalah wujud nyata dari gotong royong dan kepedulian terhadap pendidikan di daerah terpencil. Meski belum sepenuhnya ideal, keberadaan bangunan ini sangat berarti bagi warga sekitar. Bripka Israr, Bhabinkamtibmas Desa Bonto Manurung, bahkan turun langsung meninjau akses jalan menuju sekolah, menunjukkan perhatian aparat terhadap pendidikan di daerah ini.
Kenapa Dulu Disebut Sekolah Kolong?
Julukan Sekolah Kolong melekat karena kegiatan belajar mengajar awalnya dilakukan di kolong rumah warga. Kondisi ini tentu jauh dari ideal, namun menjadi satu-satunya solusi saat itu untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak Tanetebulu. Keterbatasan fasilitas dan ruang belajar tidak menyurutkan semangat mereka untuk belajar dan meraih cita-cita.
Warga Dusun Tanetebulu memang dikenal tangguh dan pantang menyerah. Mereka terbiasa menghadapi berbagai kesulitan, termasuk akses yang sulit menuju sekolah. Semangat inilah yang membuat mereka tetap bertahan dan berjuang demi pendidikan anak-anak mereka.
Apa Saja Tantangan yang Masih Dihadapi Madrasah Ini?
Meski telah memiliki bangunan yang lebih layak, Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan guru tetap. Saat ini, proses belajar mengajar hanya berjalan jika ada mahasiswa dari universitas di Makassar yang bersedia datang secara sukarela. Tentu, kondisi ini tidak ideal untuk keberlangsungan pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, madrasah ini sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar tersedia guru tetap yang bisa mengabdi di sana. Kehadiran guru tetap akan memberikan kepastian dan kontinuitas dalam proses belajar mengajar, sehingga anak-anak Tanetebulu dapat memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Bagaimana Cara Kita Bisa Membantu?
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu adalah simbol perjuangan pendidikan di daerah pelosok. Ia lahir dari kesederhanaan, tumbuh dengan semangat gotong royong, dan kini menanti uluran tangan untuk berkembang lebih baik. Kita semua bisa berkontribusi untuk membantu madrasah ini, baik melalui dukungan materi maupun non-materi.
Warga berharap adanya perhatian dari Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, maupun pihak swasta agar semangat belajar anak-anak di Tanetebulu tidak padam. Bantuan dapat berupa penyediaan fasilitas belajar yang memadai, pelatihan guru, atau program-program pendidikan yang inovatif. Mari bersama-sama wujudkan mimpi anak-anak Tanetebulu untuk meraih masa depan yang lebih cerah!
Penting untuk meluruskan persepsi publik tentang kondisi sekolah ini. Informasi terbaru ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dan memotivasi lebih banyak pihak untuk memberikan dukungan. Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu bukan lagi Sekolah Kolong, tetapi sebuah lembaga pendidikan yang sedang berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak di daerah terpencil.
Semoga perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus peduli terhadap pendidikan di seluruh pelosok negeri. Mari bergandeng tangan, wujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia!