Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan permohonan yang menyentuh hati kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung. Dalam pidatonya, Tedros menekankan perlunya belas kasihan dan solusi damai untuk mengakhiri penderitaan yang meluas.
Dengan suara bergetar, Tedros, yang juga seorang penyintas perang, berbagi pengalaman pribadinya dan bagaimana hal itu memungkinkannya untuk merasakan penderitaan yang dialami oleh warga sipil di daerah konflik. Ia menekankan bahwa perang hanya akan membawa kerugian bagi semua pihak yang terlibat dan tidak akan menghasilkan solusi jangka panjang.
Tedros juga menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, di mana jutaan orang menghadapi kekurangan makanan, air bersih, pasokan medis, bahan bakar, dan tempat tinggal yang layak. Ia mengecam keras penggunaan pasokan medis dan makanan sebagai senjata, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.
Mengapa Bantuan Kemanusiaan Sulit Masuk ke Gaza?
Salah satu tantangan utama adalah pembatasan akses yang diberlakukan, yang menghambat pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan. Meskipun ada upaya dari berbagai organisasi kemanusiaan, jumlah bantuan yang berhasil masuk masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk Gaza.
Selain itu, konflik yang sedang berlangsung juga mempersulit pengiriman bantuan. Serangan dan permusuhan yang terus-menerus membahayakan para pekerja kemanusiaan dan menghambat kemampuan mereka untuk menjangkau mereka yang membutuhkan.
WHO melaporkan bahwa sebagian besar rumah sakit di Jalur Gaza telah rusak atau hancur akibat konflik. Hanya sebagian kecil dari fasilitas kesehatan yang masih beroperasi, dan staf medis bekerja dalam kondisi yang sangat sulit. Kehancuran sistematis ini telah menyebabkan krisis kesehatan yang parah, dengan banyak orang tidak dapat mengakses perawatan medis yang mereka butuhkan.
Tedros mendesak semua pihak untuk mengakhiri siklus kekerasan dan kehancuran ini. Ia menekankan perlunya rehabilitasi dan pasokan kembali rumah sakit, serta memastikan bahwa fasilitas kesehatan dilindungi dari serangan di masa depan.
Apa Dampak Psikologis Konflik Terhadap Warga Gaza?
Selain dampak fisik, konflik juga memiliki dampak psikologis yang mendalam pada warga Gaza. Banyak orang mengalami trauma akibat kekerasan, kehilangan orang yang dicintai, dan ketidakpastian yang terus-menerus. Gangguan stres pascatrauma (PTSD) menjadi masalah umum, terutama di kalangan anak-anak.
Kurangnya akses ke layanan kesehatan mental juga memperburuk situasi. Banyak orang tidak dapat memperoleh dukungan dan perawatan yang mereka butuhkan untuk mengatasi trauma mereka. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang dan menghambat kemampuan mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Tedros menyerukan pembebasan semua sandera dan mendesak semua pihak untuk memprioritaskan perlindungan warga sipil. Ia menekankan bahwa hanya solusi politik yang dapat membawa perdamaian yang berarti dan mengakhiri penderitaan yang meluas.
Bagaimana Masyarakat Internasional Dapat Membantu?
Masyarakat internasional memiliki peran penting dalam membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Hal ini termasuk memberikan bantuan keuangan, pasokan medis, dan dukungan teknis. Selain itu, masyarakat internasional juga dapat menekan semua pihak untuk mengakhiri kekerasan dan mencari solusi damai.
Penting juga untuk mendukung upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza. Ini termasuk membangun kembali rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur penting lainnya. Dengan bekerja sama, masyarakat internasional dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi warga Gaza.
Tedros mengakhiri pidatonya dengan seruan untuk kemanusiaan. Ia mendesak semua pihak untuk menunjukkan belas kasihan dan bekerja sama untuk mengakhiri penderitaan yang meluas. Ia menekankan bahwa perdamaian adalah kepentingan terbaik semua orang dan bahwa hanya dengan bekerja sama kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.