Gimana Sih Pendidikan Berubah Setelah Pandemi

Bulan Ramadan ini, sebuah sekolah dasar di Mamuju Tengah punya cara unik untuk mengisi kegiatan keagamaan. UPTD SD Inpres Salugatta, di bawah kepemimpinan Milka Lolo S.Pd, mengadakan Pesantren Kilat yang melibatkan seluruh siswa dari berbagai agama.

Inisiatif ini sejalan dengan instruksi dari Menteri Pendidikan untuk mengoptimalkan kegiatan keagamaan selama bulan Ramadan. Tujuannya jelas: menanamkan nilai-nilai spiritual sejak dini kepada para siswa.

Kegiatan Pesantren Kilat ini dirancang sedemikian rupa agar relevan dengan keyakinan masing-masing siswa. Untuk siswa Muslim, ada shalat Dhuha, hafalan surat-surat pendek, mengaji, ceramah, adzan, dan pemutaran video-video inspiratif bernuansa Islami.

Sementara itu, siswa Kristen mengikuti kebaktian, mendengarkan kisah-kisah teladan dari Alkitab, belajar memimpin doa, dan bahkan mewarnai gambar-gambar bertema keagamaan.

Bagi siswa yang beragama Buddha, kegiatan meliputi pembacaan Paritha Suci, semedi, menonton video teladan kebajikan, dan mendengarkan ceramah-ceramah yang menenangkan hati.

Kenapa Pesantren Kilat Penting untuk Anak-Anak?

Pesantren Kilat bukan sekadar kegiatan mengisi waktu luang di bulan Ramadan. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada anak-anak sejak usia dini. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai ini, diharapkan mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat.

Milka Lolo sendiri berharap agar kegiatan ini bisa menambah wawasan keagamaan anak-anak dan mendorong mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bimbingan ini, siswa semakin memahami dan mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari, ujarnya.

Bagaimana Pesantren Kilat Membantu Meningkatkan Toleransi Antar Umat Beragama?

Salah satu aspek penting dari Pesantren Kilat ini adalah inklusivitasnya. Dengan melibatkan siswa dari berbagai agama, kegiatan ini secara tidak langsung mengajarkan tentang toleransi dan saling menghormati perbedaan. Anak-anak belajar bahwa meskipun berbeda keyakinan, mereka tetap bisa belajar dan bermain bersama.

Selain itu, dengan memahami ajaran agama lain, anak-anak juga bisa terhindar dari prasangka dan stereotip negatif terhadap kelompok agama lain. Ini adalah langkah penting dalam membangun kerukunan dan persatuan bangsa.

Apa Saja Manfaat Jangka Panjang dari Kegiatan Keagamaan di Sekolah?

Kegiatan keagamaan di sekolah, seperti Pesantren Kilat, memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan. Selain meningkatkan pemahaman agama, kegiatan ini juga membantu membentuk karakter siswa menjadi lebih baik.

Siswa yang aktif dalam kegiatan keagamaan cenderung lebih disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki rasa empati yang tinggi. Mereka juga lebih mampu mengendalikan diri dan menghindari perilaku negatif. Pada akhirnya, ini akan berdampak positif pada prestasi akademik dan kehidupan sosial mereka.

Selain SD Inpres Salugatta, UPTD SMPN 4 Topoyo juga terus berupaya mengoptimalkan proses belajar mengajar. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Inisiatif seperti Pesantren Kilat ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia. Dengan menanamkan nilai-nilai spiritual sejak dini, kita bisa mempersiapkan generasi muda yang berakhlak mulia dan siap membangun bangsa.

More From Author

Longsor di China Tewaskan 4 Orang, 17 Masih Hilang

Apa Itu Teknik Ketenagalistrikan? Penjelasan Lengkap untuk Pemula

Apa Itu Teknik Ketenagalistrikan? Penjelasan Lengkap untuk Pemula

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *