Industri Pertahanan Jerman Mulai Dilirik Negara Asia Tenggara

Asia Tenggara kini menjadi arena baru bagi kerja sama pertahanan global. Negara-negara di kawasan ini, termasuk Filipina, semakin aktif menjalin aliansi dengan berbagai negara, termasuk negara-negara Eropa. Hal ini didorong oleh dinamika geopolitik yang berubah dan keinginan untuk diversifikasi sumber persenjataan.

Filipina, sebagai sekutu Amerika Serikat, menjadi salah satu negara yang paling aktif dalam memperluas jaringan kerja sama pertahanannya. Dalam setahun terakhir, Filipina telah menandatangani sejumlah perjanjian pertahanan baru, termasuk dengan Selandia Baru. Selain itu, Filipina juga menargetkan untuk menandatangani kesepakatan serupa dengan Kanada dan memulai negosiasi dengan Prancis untuk perjanjian kunjungan militer.

Kerja sama ini memungkinkan tentara Prancis ditempatkan di pangkalan militer Filipina, seperti yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat. Pada Desember lalu, Filipina juga menjalin perjanjian akses timbal balik dengan Jepang.

Mengapa Negara-Negara Asia Tenggara Melirik Eropa untuk Kerja Sama Pertahanan?

Ada beberapa faktor yang mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk melirik Eropa sebagai mitra pertahanan. Pertama, adanya persaingan antara Amerika Serikat dan Cina membuat negara-negara Asia Tenggara mencari alternatif lain. Kekuatan Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Inggris dianggap sebagai pilihan yang menarik karena tidak terlalu terikat pada salah satu kekuatan besar tersebut.

Kedua, muncul keraguan terhadap komitmen kerja sama keamanan Amerika Serikat, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump. Hal ini mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk mencari mitra yang lebih dapat diandalkan.

Ketiga, ekspor senjata Rusia mengalami penurunan tajam sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022. Hal ini memaksa negara-negara yang sebelumnya bergantung pada Rusia untuk mencari pemasok alternatif. Vietnam, misalnya, yang sebelumnya hampir seluruh impor senjatanya berasal dari Rusia, kini aktif mencari pemasok alternatif.

Ian Storey, peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, mengatakan bahwa negara-negara Eropa memiliki peluang besar untuk meningkatkan penjualan senjata mereka di Asia Tenggara. Namun, perusahaan senjata Eropa akan menghadapi persaingan ketat dari pemasok lama seperti Amerika Serikat, dan pendatang baru seperti Korea Selatan dan Turki.

Apa Saja Bentuk Kerja Sama Pertahanan yang Dilakukan?

Kerja sama pertahanan antara negara-negara Asia Tenggara dan Eropa meliputi berbagai bidang, mulai dari keamanan siber, persenjataan, logistik, hingga misi penjaga perdamaian. Beberapa negara Asia Tenggara juga tengah mempertimbangkan pembelian senjata dari Eropa, khususnya Prancis.

Pada bulan ini, Jerman dan Filipina sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan menambah aktivitas bersama. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius di Berlin, Jerman.

Jerman juga menunjukkan komitmennya terhadap keamanan di kawasan Indo-Pasifik dengan mengirimkan dua kapal perang ke wilayah tersebut pada tahun 2024. Selain itu, Jerman juga mengekspor empat helikopter EC-145 dan empat mesin kapal ke Indonesia pada tahun 2024.

Bagaimana Dampaknya Terhadap Industri Pertahanan Jerman?

Meningkatnya minat negara-negara Asia Tenggara terhadap kerja sama pertahanan dengan Eropa menjadi peluang bagi industri pertahanan Jerman. Namun, Zachary Abuza, profesor di National War College Washington, mengatakan bahwa tantangan terbesar Jerman bukan pada permintaan global, tapi pada kapasitas industri pertahanan.

Abuza menambahkan bahwa industri pertahanan Jerman sedang menghadapi banyak kekurangan bahkan di Eropa. Dengan adanya ancaman Rusia di Eropa, perang Ukraina yang belum juga usai, dan lemahnya komitmen pemerintahan Trump terhadap keamanan Eropa, Abuza tidak melihat basis industri pertahanan Jerman akan menjadi lebih dari pemain kecil di pasar senjata Asia Tenggara.

Meski demikian, beberapa perusahaan Jerman telah berhasil mendapatkan kontrak di Asia Tenggara. ThyssenKrupp Marine Systems, misalnya, menandatangani kontrak baru dengan Singapura untuk membangun dua kapal selam tambahan tipe 218SG pada awal bulan Mei.

Secara keseluruhan, meningkatnya kerja sama pertahanan antara negara-negara Asia Tenggara dan Eropa menunjukkan perubahan lanskap geopolitik di kawasan ini. Negara-negara Asia Tenggara semakin aktif mencari mitra yang dapat diandalkan dan tidak terlalu terikat pada salah satu kekuatan besar. Hal ini membuka peluang bagi negara-negara Eropa untuk meningkatkan pengaruh mereka di kawasan ini.

More From Author

Prospek Lulusan TKJ di Era Digital: Apa Masih Relevan?

Prospek Lulusan TKJ di Era Digital: Apa Masih Relevan?

Kenapa Pendidikan Karakter Penting Banget di Sekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *