Ketua DPR Setuju Ketua MA: Hakim Jangan Sampai Jadi Setan

Dunia peradilan Indonesia kembali menjadi sorotan. Anggota Komisi III DPR RI, Adies Kadir, memberikan tanggapannya terkait pernyataan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto mengenai kondisi hakim di Indonesia. Menurut Adies, hakim memang manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, namun hal ini bukan berarti mereka boleh bertindak sewenang-wenang.

Adies mengapresiasi langkah-langkah pembenahan yang terus dilakukan MA di bawah kepemimpinan Sunarto. Ia menekankan pentingnya menciptakan peradilan yang bersih dan adil bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang status atau kedudukan.

“Saya rasa sudah benar Ketua MA menganalogikan seperti itu. Hakim bukan malaikat, hakim juga manusia sama seperti aparat penegak hukum lainnya yang tidak luput dari kesalahan, pasti banyak godaan dan cobaannya,” ujar Adies, menanggapi pernyataan Sunarto bahwa hakim juga manusia.

Kenapa Hakim Sering Tergoda dalam Menangani Kasus?

Adies menjelaskan bahwa pihak-pihak yang berperkara seringkali menghalalkan segala cara untuk memenangkan kasusnya di pengadilan. Godaan dan rayuan, menurutnya, menjadi tantangan berat bagi para hakim. Oleh karena itu, ia meminta para hakim untuk terus memperbaiki diri dan menghindari perilaku yang tidak terpuji.

“Pihak-pihak tertentu yang berperkara di pengadilan, apakah dia benar atau salah, tentu akan berusaha menggoda para hakim agar perkaranya menang, dan kadang menghalalkan segala cara,” ungkapnya.

Ia menambahkan, “Oleh karena itu hakim kalau berbuat salah segera perbaiki, segera intropeksi diri, jangan malah berprilaku sebagai setan.”

Bagaimana Seharusnya Sikap Seorang Hakim?

Adies menekankan bahwa seorang hakim seharusnya bertindak sebagai wakil Tuhan di bumi, bukan wakil setan. Integritas dan moralitas menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas sebagai penegak keadilan.

“Jadi kalau sudah memutuskan ingin menjadi hakim, maka berprilaku lah sebagai wakil Tuhan di bumi, bukan wakil setan di bumi,” tegasnya.

Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat untuk Mendukung Peradilan yang Bersih?

Masyarakat memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengontrol kinerja para hakim. Dengan berani melaporkan indikasi kecurangan atau penyimpangan, masyarakat turut berkontribusi dalam menciptakan peradilan yang bersih dan berwibawa.

Adies juga mengapresiasi upaya MA dalam menciptakan dunia peradilan yang bersih dan adil. Ia berharap agar pembenahan terus dilakukan secara berkelanjutan.

“Saya apresiasi kepada Mahkamah Agung di bawah kepemimpinan Prof Sunarto yang tanpa lelah terus berbenah untuk menciptakan dunia peradilan yang betul-betul bersih dan dapat memberikan rasa keadilan kepada masyarakat tanpa pandang bulu,” tuturnya.

Pernyataan Adies ini muncul di tengah upaya berbagai pihak untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan. Kasus-kasus korupsi dan praktik suap yang melibatkan oknum hakim menjadi tantangan serius yang harus segera diatasi. Masyarakat berharap agar para hakim dapat menjalankan tugasnya dengan jujur, adil, dan profesional, demi tegaknya hukum di Indonesia.

Selain itu, detikcom bersama Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) mengadakan ajang penghargaan untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia. Hal ini juga dilakukan bersama Polri untuk memberikan penghargaan kepada sosok polisi teladan. Kisah inspiratif para kandidat dapat dibaca untuk memberikan contoh positif bagi penegak hukum lainnya.

More From Author

Prospek Lulusan TKJ di Era Digital: Apa Masih Relevan?

Prospek Lulusan TKJ di Era Digital: Apa Masih Relevan?

Kenapa Pendidikan Karakter Penting Banget di Sekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *