India kini semakin dilirik sebagai destinasi wisata yang ramah bagi komunitas LGBTQ+. Meskipun data pasti mengenai jumlah wisatawan gay yang datang ke India sulit didapatkan karena alasan privasi, International LGBTQ+ Travel Association (IGLTA) mencatat adanya peningkatan yang signifikan. Banyak agen perjalanan dan operator tur yang kini menawarkan opsi perjalanan yang lebih inklusif bagi komunitas LGBTQ+.
John Tanzella, presiden dan CEO IGLTA, menyatakan bahwa India menunjukkan minat yang besar di sektor perhotelan dan pariwisata terhadap pasar ini. Hal ini didukung oleh peningkatan peringkat India dalam Indeks Perjalanan Gay 2024 yang disusun oleh International Spartacus Gay Guide. India kini berada di peringkat ke-44 dari 213 negara dan wilayah, naik signifikan dari peringkat ke-82 pada tahun 2021.
Apa yang membuat India semakin menarik bagi wisatawan LGBTQ+?
Beberapa faktor berkontribusi pada peningkatan daya tarik India sebagai destinasi wisata LGBTQ+:
Meskipun demikian, Tanzella menekankan pentingnya menjembatani kesenjangan pengetahuan di antara agen perjalanan agar mereka dapat melayani sektor ini dengan lebih baik. Agen perjalanan kelas atas seperti Serene Journeys bahkan melakukan wawancara dengan setiap pelancong sebelum mengatur perjalanan mereka untuk memastikan pengalaman yang sesuai.
Bagaimana pengalaman wisatawan LGBTQ+ di India?
Banyak wisatawan LGBTQ+ yang berbagi pengalaman positif saat berkunjung ke India. Alan dan David, misalnya, mengunjungi Mumbai dan Hampi dan merasa sangat senang dengan pengalaman mereka. Mereka merasa diperhatikan, dihormati, dan menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar dan ramah.
Robindro Saikhom dari Serene Journeys bahkan telah melakukan beberapa perjalanan ke India bersama suaminya, termasuk perjalanan Segitiga Emas yang populer. Maurice, seorang wisatawan lain, juga tidak mengalami kejadian buruk selama perjalanannya di India.
Apa tantangan dan harapan ke depan?
Meskipun ada kemajuan yang signifikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Pernikahan sesama jenis belum diakui secara hukum di India, dan masih ada beberapa daerah di negara tersebut yang kurang toleran terhadap komunitas LGBTQ+.
Namun, banyak pihak yang optimis dengan masa depan pariwisata LGBTQ+ di India. Parth Patnaik, Manajer Keanggotaan IGLTA di India, mencatat bahwa keanggotaan IGLTA di India hampir dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan meningkatnya pengakuan sektor pariwisata terhadap nilai dan pentingnya menyambut pasar global yang beragam ini.
Pranav Dangi, pendiri dan CEO The Hosteller, juga melihat peningkatan jumlah wisatawan LGBTQ+ yang memilih hostelnya sebagai tempat menginap. Ia menambahkan bahwa agensinya tidak memasarkan India sebagai destinasi gay seperti kota-kota lain, tetapi lebih menekankan pada kekayaan budaya, keamanan, dan pengalaman yang bermakna yang ditawarkan India.
Dengan terus meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan yang berkelanjutan, dan mendorong keterlibatan yang autentik dengan masyarakat, India berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata LGBTQ+ terkemuka di dunia. Banyak yang berharap bahwa kesetaraan pernikahan akan menjadi langkah penting berikutnya dalam mewujudkan potensi ini.
Artikel ini ditulis untuk memberikan informasi yang akurat dan faktual mengenai perkembangan pariwisata LGBTQ+ di India.