Gelombang kepulangan jemaah haji Indonesia sudah di depan mata! Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) siap menyambut kedatangan puluhan ribu jemaah yang akan tiba secara bertahap mulai 12 Juni hingga 10 Juli 2025.
Menurut informasi dari PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney), Bandara Soetta akan menjadi pintu gerbang utama bagi 51.314 jemaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan Jakarta-Bekasi (JKS). Persiapan matang telah dilakukan untuk memastikan kelancaran proses kedatangan, termasuk sistem penanganan bagasi yang terintegrasi dan layanan kesehatan yang memadai.
Maskapai Garuda Indonesia dan Saudia Airlines akan menjadi andalan dalam mengangkut para tamu Allah ini, dengan Terminal 2F Bandara Soetta sebagai lokasi pendaratan utama. Pihak bandara optimis seluruh proses kepulangan akan berjalan lancar dan menjadi penutup yang manis bagi perjalanan ibadah haji tahun 2025.
Kenapa Kepulangan Jemaah Haji Dilakukan Bertahap?
Kepulangan jemaah haji dilakukan secara bertahap untuk menghindari penumpukan di bandara dan memastikan semua jemaah mendapatkan pelayanan yang optimal. Dengan mengatur jadwal kedatangan, pihak bandara dapat memaksimalkan sumber daya yang ada, seperti petugas imigrasi, petugas bea cukai, dan fasilitas penanganan bagasi.
Selain itu, kepulangan bertahap juga memberikan waktu yang cukup bagi petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap jemaah yang baru tiba. Hal ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memastikan kesehatan para jemaah setelah menunaikan ibadah haji.
Sayangnya, di tengah kebahagiaan menyambut kepulangan para jemaah, terselip kabar duka. Pemerintah melaporkan bahwa selama periode operasional ibadah haji tahun ini, lebih dari 150 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci. Data terbaru menunjukkan angka kematian mencapai 183 orang per 9 Juni 2025.
Penyakit jantung, masalah pernafasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi berat menjadi penyebab utama kematian jemaah haji Indonesia. Sebagian besar jemaah yang meninggal berasal dari Embarkasi Surabaya (SUB), diikuti oleh Embarkasi Makassar (UPG), Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), dan Solo-Yogyakarta (SOC).
Apa Saja Persiapan yang Dilakukan Bandara Soetta untuk Menyambut Jemaah Haji?
Bandara Soetta telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan jemaah haji, di antaranya:
- Penyesuaian alur layanan untuk mempercepat proses kedatangan.
- Peningkatan jumlah personel untuk membantu jemaah haji.
- Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk ruang khusus dan dukungan petugas Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK).
- Koordinasi dengan maskapai penerbangan dan pihak terkait lainnya untuk memastikan kelancaran operasional.
Meskipun demikian, ada sedikit harapan karena data menunjukkan adanya tren penurunan kasus kematian jemaah haji dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada periode yang sama di tahun 2023, jumlah jemaah yang meninggal mencapai 313 orang, kemudian pada tahun 2024 berjumlah 206 orang.
Bagaimana Proses Pengurusan Jenazah Jemaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci?
Pemerintah Indonesia melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengawal prosesi pengurusan jenazah jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci. Proses ini meliputi:
- Memandikan jenazah sesuai dengan syariat Islam.
- Menyalatkan jenazah di Masjidil Haram.
- Memakamkan jenazah di pemakaman yang telah ditentukan, seperti di Saraya, Makkah.
Semoga para jemaah haji yang telah berpulang diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Mari kita sambut kedatangan para jemaah haji yang kembali ke tanah air dengan penuh suka cita dan harapan.
Kita doakan semoga seluruh proses kepulangan jemaah haji berjalan lancar dan aman, serta menjadi momen yang membahagiakan bagi mereka dan keluarga tercinta.