Kabar kurang sedap datang dari perusahaan migas asal Malaysia, Petronas. Raksasa energi ini dikabarkan akan merampingkan organisasinya, yang sayangnya berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10% tenaga kerjanya. Langkah ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama di tengah upaya pemulihan ekonomi global.
Menurut CEO Petronas, Tengku Muhammad Taufik, keputusan sulit ini diambil sebagai bagian dari strategi rightsizing. Tujuannya adalah untuk memastikan perusahaan tetap lincah, kompetitif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar energi global yang sangat dinamis. Beliau menegaskan bahwa restrukturisasi ini penting agar Petronas tetap bisa bersaing di kancah internasional.
Selain PHK, Petronas juga mengambil kebijakan untuk membekukan sementara perekrutan karyawan baru hingga akhir 2026. Pengecualian mungkin diberikan untuk posisi-posisi yang sangat penting dan memerlukan evaluasi khusus. Langkah ini semakin memperjelas bahwa perusahaan sedang berupaya menekan pengeluaran dan meningkatkan efisiensi.
Kenapa Petronas Melakukan PHK Massal?
Langkah restrukturisasi ini kabarnya dipicu oleh tekanan keuangan yang dialami Petronas akibat fluktuasi harga minyak dunia. Penurunan harga minyak secara signifikan berdampak pada pendapatan perusahaan, sehingga memaksa mereka untuk mengambil langkah-langkah efisiensi, termasuk pengurangan jumlah karyawan.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengonfirmasi adanya PHK ini dan menjelaskan bahwa sebagian besar karyawan yang terdampak adalah mereka yang berstatus kontrak. Proses pemberitahuan kepada karyawan yang terkena dampak akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun ini. Tentu ini menjadi masa yang sulit bagi para karyawan dan keluarga mereka.
Kinerja keuangan Petronas memang menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Laba bersih perusahaan tercatat turun lebih dari 30% pada tahun 2024, setelah sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 21% pada tahun sebelumnya. Angka-angka ini menjadi indikasi kuat bahwa perusahaan perlu melakukan perubahan signifikan untuk memperbaiki kondisi keuangannya.
Apakah Petronas Akan Menarik Diri dari Pasar Kanada?
Di tengah isu restrukturisasi, muncul spekulasi bahwa Petronas akan sepenuhnya keluar dari pasar Kanada. Namun, Tengku Muhammad Taufik membantah rumor tersebut. Beliau menegaskan bahwa Kanada tetap menjadi bagian penting dari strategi Petronas untuk mempertahankan posisi strategis di sektor gas alam cair (LNG) global.
Kanada adalah bagian penting dari ambisi kami untuk mempertahankan posisi strategis di sektor gas alam cair LNG global, tegasnya.
Apa Dampak PHK Petronas Bagi Industri Migas Regional?
PHK yang dilakukan Petronas tentu menimbulkan pertanyaan tentang kondisi industri migas secara regional. Apakah ini pertanda bahwa perusahaan-perusahaan migas lain juga akan melakukan langkah serupa? Atau apakah ini hanya kasus khusus yang dialami oleh Petronas?
Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Namun, yang jelas, langkah restrukturisasi yang diambil Petronas menjadi sinyal bahwa perusahaan-perusahaan migas perlu lebih adaptif dan efisien dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompleks. Mereka perlu berinvestasi dalam teknologi baru, meningkatkan produktivitas, dan mencari cara untuk mengurangi biaya operasional.
Keputusan PHK ini tentu menjadi pukulan bagi banyak pihak. Namun, Petronas berharap bahwa langkah ini akan membantu perusahaan untuk tetap bertahan dan berkembang di masa depan. Perusahaan juga berkomitmen untuk memberikan dukungan yang layak bagi karyawan yang terdampak PHK, termasuk memberikan pesangon dan bantuan untuk mencari pekerjaan baru.
Kita semua berharap agar Petronas bisa segera melewati masa sulit ini dan kembali menjadi salah satu pemain utama di industri migas global. Semoga langkah-langkah yang diambil perusahaan bisa membuahkan hasil positif dan membawa Petronas menuju masa depan yang lebih baik.