Pria Teriaki Wanita Teroris di Bus Minta Maaf

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di sebuah halte Transjakarta, di mana seorang pria lanjut usia (lansia) terekam meneriaki seorang wanita dengan sebutan teroris. Kejadian ini sempat viral di media sosial dan memicu berbagai reaksi dari warganet. Namun, kasus ini akhirnya menemui titik terang setelah pelaku meminta maaf dan korban mencabut laporannya.

Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara, insiden ini terjadi pada Kamis, 29 Mei. Korban dan pelaku berada dalam satu bus Transjakarta yang berangkat dari Tanah Abang menuju Halte Taman Anggrek. Di dalam bus, korban merasa kakinya ditendang dan tangannya dipukul oleh pelaku.

Sesampainya di halte, pelaku tiba-tiba marah dan meneriaki korban dengan sebutan teroris. Korban yang merasa tidak terima dengan perlakuan tersebut kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi.

Kenapa Lansia Itu Tiba-Tiba Marah dan Meneriaki Korban?

Motif di balik tindakan lansia tersebut masih belum sepenuhnya jelas. Menurut keterangan polisi, pelaku mengaku tidak ingat secara pasti apa yang memicu kemarahannya. Namun, ia sempat mengatakan bahwa dirinya terburu-buru ingin mengambil bantuan sosial (bansos). Selain itu, ada dugaan bahwa pelaku merasa penampilan korban mirip dengan orang Arab.

AKP Aprino Tamara menjelaskan bahwa setelah menerima laporan dari korban, polisi segera bertindak dan berhasil mengamankan pelaku. Pria berusia 69 tahun itu kemudian dipertemukan dengan korban untuk mediasi.

Dalam video yang diunggah oleh akun resmi @humaspolsekgrogolpetamburan, terlihat pelaku yang mengenakan batik hitam meminta maaf kepada korban yang mengenakan pakaian dan hijab berwarna merah. Permintaan maaf ini juga disaksikan oleh seorang pria berbaju batik biru.

Maaf atas kekhilafan saya yang saya ucapkan, sehingga mbak atau ibu yang saya kasihi saya tidak akan mengulangi lagi, sehingga mbak bisa bekerja dengan leluasa, seperti semula, seperti tidak ada tidak ada kejadian yang berikut-berikutnya, ujar JH dalam video tersebut.

Apa yang Membuat Korban Akhirnya Mencabut Laporannya?

Setelah mendengar permintaan maaf dari pelaku, korban akhirnya memutuskan untuk mencabut laporannya. AKP Aprino Tamara mengatakan bahwa kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan atau damai antara korban dan pelaku. Pelaku juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya kepada siapapun di dalam bus Transjakarta.

Dalam hal ini saya berjanji, tidak akan mengulangi dengan siapapun di dalam busway, karena transportasi saya hanya busway, ujar pelaku.

Kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, terutama di ruang publik. Tindakan rasisme dan diskriminasi tidak dapat dibenarkan dan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi korban.

Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap Jika Menjadi Korban Perlakuan Tidak Menyenangkan di Transportasi Umum?

Jika Anda menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan di transportasi umum, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

  • Tetap tenang dan jangan terpancing emosi.
  • Jika memungkinkan, rekam kejadian tersebut sebagai bukti.
  • Laporkan kejadian tersebut kepada petugas transportasi atau pihak berwajib.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan dari penumpang lain.

Penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian dan ada banyak orang yang peduli dan siap membantu Anda.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya peran petugas transportasi dalam menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang. Petugas harus sigap dalam menanggapi laporan dari penumpang dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai perbedaan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang.

More From Author

Idul Adha Sepi Kurban: Nestapa di Negeri Antah Berantah

Menaker Ungkap Isi Penting dari Konferensi Perburuhan Internasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *