Jakarta Siap Jadi Kota Film Dunia, Apa yang Sedang Disiapkan?
Jakarta punya ambisi besar: menjadi pusat perfilman yang diperhitungkan di kancah internasional. Mimpi ini bukan isapan jempol belaka. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mewujudkannya. Salah satu langkah kunci adalah pembentukan Jakarta Film Commission.
Rencana ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Rano Karno dalam sebuah acara bertema pengembangan Jakarta sebagai kota sinema. Menurutnya, Jakarta Film Commission akan menjadi lembaga independen yang dikelola secara profesional, bukan sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Lembaga ini akan bertugas mengatur seluruh infrastruktur perfilman di Jakarta.
Apa Itu Jakarta Film Commission dan Apa Fungsinya?
Jakarta Film Commission, jika terwujud, akan menjadi wadah yang memfasilitasi berbagai aspek dalam industri film. Mulai dari perizinan syuting, promosi lokasi, hingga pengembangan sumber daya manusia perfilman. Lembaga ini diharapkan dapat menarik investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mendukung produksi film di Jakarta.
Rano Karno mencontohkan keberadaan Film Commission di kota-kota maju lainnya seperti Tokyo, Busan, dan Hong Kong. Di Hong Kong, Film Commission bahkan mampu memberikan pendanaan hingga jutaan dolar untuk produksi film-film muda. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran lembaga semacam ini dalam memajukan industri film.
Selain itu, Jakarta Film Commission juga diharapkan dapat menjadi penyelenggara festival film internasional. Ini akan menjadi ajang promosi yang efektif untuk memperkenalkan Jakarta sebagai kota yang ramah film dan memiliki potensi besar dalam industri kreatif.
Pemprov DKI Jakarta juga berupaya menyelaraskan program pengembangan ekonomi film nasional dengan Kementerian Ekonomi Kreatif. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri film di Indonesia.
Kenapa Jakarta Baru Sekarang Serius Menggarap Potensi Film?
Sebenarnya, keberpihakan Jakarta terhadap industri perfilman sudah dimulai sejak lama. Pada tahun 2012, Gubernur Fauzi Bowo mengeluarkan peraturan yang memberikan pembebasan pajak hiburan sebesar 75% untuk produksi film nasional. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban biaya produksi dan mendorong pertumbuhan industri film.
Namun, kebijakan ini sempat mengalami perubahan di era Gubernur Joko Widodo. Pembebasan pajak hiburan diturunkan menjadi 50%. Alasan di balik perubahan ini belum diketahui secara pasti. Meski demikian, Rano Karno menegaskan bahwa peraturan tersebut masih berlaku hingga saat ini.
Menurut Rano, sebagian dari pajak film yang dipungut seharusnya dikembalikan kepada produser film untuk membangun industri perfilman. Ia juga menyoroti sulitnya mendapatkan kredit bank untuk produksi film di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, diharapkan industri film dapat lebih berkembang dan mandiri.
Apa Saja Tantangan yang Harus Dihadapi Jakarta untuk Menjadi Kota Film?
Meskipun memiliki potensi besar, Jakarta juga menghadapi sejumlah tantangan dalam mewujudkan ambisinya sebagai kota film. Salah satunya adalah infrastruktur perfilman yang belum memadai. Selain itu, sumber daya manusia yang kompeten juga masih perlu ditingkatkan.
Distribusi film juga menjadi isu penting. Saat ini, hanya tujuh kota besar di Indonesia yang memiliki populasi penonton film yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa pasar film masih terkonsentrasi di wilayah tertentu. Pemerintah perlu berupaya memperluas jangkauan distribusi film ke seluruh pelosok negeri.
Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, Jakarta memiliki peluang besar untuk menjadi kota film yang sukses. Pembentukan Jakarta Film Commission adalah langkah awal yang menjanjikan. Diharapkan, lembaga ini dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan industri film di Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan.
Rano Karno juga menyinggung pengalamannya selama puluhan tahun di industri film. Ia berharap, dengan adanya dukungan dari pemerintah, industri film Indonesia dapat lebih maju dan menghasilkan karya-karya berkualitas yang dapat bersaing di kancah internasional.
Dengan segala persiapan yang dilakukan, Jakarta optimis dapat mewujudkan mimpinya menjadi kota film dunia. Kita tunggu saja gebrakan-gebrakan selanjutnya!