Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina Patra Niaga terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi di sektor penerbangan dengan mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang berasal dari minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO). Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mengurangi emisi karbon di industri penerbangan.

Apa itu SAF dan mengapa penting untuk masa depan penerbangan?

SAF adalah bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang yang diproduksi dari sumber-sumber berkelanjutan, seperti minyak jelantah. Penggunaan SAF dapat secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional. Pertamina Patra Niaga melihat ini sebagai peluang untuk berkontribusi pada target net zero emission di sektor transportasi udara.

Yosep Iswadi, VP Aviation Fuel Business Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa pengembangan SAF ini adalah bagian dari upaya membangun ekosistem UCO-SAF yang andal dan berkelanjutan di Indonesia. Bahan baku SAF diproduksi dari kilang Pertamina Group, menjadikan solusi ini nyata dalam menurunkan emisi karbon sektor penerbangan.

Kerja sama antara Pertamina dan Airbus semakin diperkuat dalam ajang Indo Defence 2025. Sebelumnya, kedua perusahaan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Bali International Airshow 2024. Airbus, melalui Chief Representative Indonesia, Dani Adriananta, memberikan apresiasi terhadap langkah progresif Pertamina Patra Niaga dalam mengembangkan SAF berbasis minyak jelantah.

Dani menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi fondasi penting untuk mendorong dekarbonisasi sektor aviasi secara berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global.

Bagaimana Pertamina memastikan kualitas dan keamanan SAF?

Untuk memastikan kesiapan distribusi dan aspek keselamatan penerbangan, Pertamina Patra Niaga telah menjalani proses JIG Inspection (Joint Inspection Group). Ini adalah standar global dalam penanganan bahan bakar penerbangan. Inspeksi ini menjadi validasi bahwa fasilitas dan proses pengelolaan SAF milik Pertamina telah memenuhi standar mutu dan keselamatan internasional.

Sebagai tindak lanjut dari MoU dengan Airbus, Pertamina juga telah melakukan proses sertifikasi terhadap bisnis dan operasional sesuai standar ISCC CORSIA. Pertamina Patra Niaga berperan penting dalam fase komersialisasi awal, dengan memastikan kesiapan kilang, pasokan bahan baku domestik, dan kepatuhan terhadap standar global.

Kapan SAF akan tersedia untuk penerbangan komersial?

Yosep menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, Pertamina Patra Niaga akan menyalurkan SAF kepada maskapai penerbangan komersial berjadwal. Pengembangan SAF menjadi bagian dari Peta Jalan SAF Nasional, di mana Indonesia menargetkan bauran bahan bakar berkelanjutan pada penerbangan domestik secara bertahap mulai 2025 hingga 2030.

Melalui inisiatif ini, Pertamina Patra Niaga menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam transisi energi nasional dan internasional. Kolaborasi dengan pelaku industri global seperti Airbus memperkuat upaya Pertamina dalam menghadirkan solusi energi bersih berbasis sumber daya lokal.

Pertamina Patra Niaga terus berupaya untuk memastikan bahwa SAF yang dihasilkan memenuhi standar tertinggi dan siap untuk digunakan dalam penerbangan komersial. Dengan langkah ini, Indonesia semakin dekat dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan industri penerbangan yang lebih berkelanjutan.

More From Author

Menteri LH: Daerah Bisa Disanksi Kalau Abaikan Sampah

Kadis Bandarlampung Tegaskan Sekolah Dilarang Tahan Ijazah Siswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *