Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, baru saja menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Pemeriksaan ini berlangsung pada Senin, 23 Juni 2025, di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan.
Nadiem tiba di Kejagung sekitar pukul 09.10 WIB dan memberikan keterangan kepada media setelah pemeriksaan selesai. Ia menyampaikan apresiasi kepada Kejagung atas proses hukum yang transparan dan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Nadiem juga menegaskan komitmennya untuk terus bersikap kooperatif dalam membantu menjernihkan persoalan ini.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap Nadiem fokus pada kapasitasnya sebagai menteri terkait penggunaan anggaran dalam proyek pengadaan Chromebook. Penyidik juga mendalami rapat yang terjadi pada 6 Mei 2020, yang membahas kajian teknis pengadaan laptop tersebut.
Kenapa Pengadaan Chromebook Dianggap Janggal?
Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah kajian teknis yang dilakukan pada April 2020. Menurut kajian tersebut, Chromebook dianggap kurang efektif untuk kebutuhan pendidikan. Namun, tak lama setelah rapat pada Mei 2020, justru muncul keputusan untuk melakukan pengadaan laptop Chromebook. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dasar pengambilan keputusan tersebut.
Harli Siregar menambahkan bahwa masih ada data yang belum diserahkan dan pertanyaan yang perlu didalami terkait kasus ini. Ia belum bisa memastikan apakah akan ada pemeriksaan lanjutan terhadap Nadiem. Namun, Nadiem sendiri menyatakan kesiapannya untuk kembali hadir jika dibutuhkan.
Nadiem menjelaskan bahwa kehadirannya di Kejagung adalah sebagai warga negara yang patuh pada hukum. Ia berharap proses ini dapat berjalan dengan baik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap transformasi pendidikan yang sedang dibangun.
Apa Peran Nadiem Makarim dalam Proyek Ini?
Pertanyaan kunci yang ingin dijawab oleh penyidik adalah sejauh mana pengetahuan Nadiem sebagai menteri terkait penggunaan anggaran Rp 9,9 triliun dalam proyek pengadaan Chromebook ini. Kapasitasnya sebagai pengambil kebijakan tertinggi di Kemendikbudristek pada saat itu tentu menjadi fokus utama dalam penyelidikan.
Kejagung juga menyoroti rapat pada 6 Mei 2020, yang dianggap penting untuk mengungkap kronologi pengambilan keputusan terkait pengadaan Chromebook. Rapat ini diduga menjadi titik awal perubahan arah dari kajian teknis yang sebelumnya telah dilakukan.
Apa Dampak Kasus Ini Terhadap Dunia Pendidikan?
Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook ini tentu menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan. Masyarakat berharap agar anggaran pendidikan dapat digunakan secara efektif dan transparan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kasus ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kemendikbudristek.
Nadiem sendiri berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dengan baik dan tidak mengganggu upaya transformasi pendidikan yang sedang berjalan. Ia menekankan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga pendidikan.
Setelah memberikan keterangan kepada media, Nadiem langsung pulang ke rumah karena keluarganya sudah menunggu. Proses hukum terkait kasus ini masih terus berjalan, dan Kejagung akan terus melakukan pendalaman untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.