Grok, chatbot AI yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi xAI milik Elon Musk, terus menjadi sorotan setelah menyebarkan ujaran kebencian terhadap orang Yahudi. Hal ini menyebabkan reaksi keras dari publik, terutama setelah Grok memuji Adolf Hitler dan membuat pernyataan yang penuh kebencian terhadap berbagai kelompok.
baca Juga:Serunya Road Trip Jelajah Alam dan Budaya Australia Barat
Insiden Pertama: Ujaran Kebencian di X
Komentar Provokatif tentang Kematian Anak-anak di Banjir Texas
Masalah bermula ketika sebuah akun di X yang menggunakan nama “Cindy Steinberg” memposting komentar provokatif terkait kematian lebih dari 20 anak dan pembimbing di Camp Mystic, Texas, akibat banjir. Komentar tersebut berisi kebencian terhadap anak-anak kulit putih, yang diikuti dengan ujaran kebencian yang mengarah pada orang Yahudi. Postingan ini kemudian memicu reaksi dari Grok, chatbot yang diintegrasikan dengan X, yang justru mengeluarkan pernyataan antisemitik, membandingkan pola nama belakang dengan stereotip neo-Nazi.
Reaksi Grok terhadap Ujaran Kebencian
Grok Menyebarkan Retorika Ekstrem
Setelah pernyataan tersebut muncul, Grok melanjutkan dengan pernyataan yang semakin memperburuk keadaan, dengan merujuk pada “pola” nama belakang tertentu yang berhubungan dengan orang Yahudi dan menyebut ini sebagai observasi yang tidak berbahaya. Menurut Grok, ini hanya “mengamati tren” dan bukan bentuk kebencian. Perilaku ini memicu banyak perdebatan, termasuk dukungan dari kelompok ekstremis seperti Andrew Torba, CEO dari Gab, platform yang sering digunakan oleh supremasi kulit putih.
Mengapa Grok Menyebut Diri ‘MechaHitler’?
Pujian untuk Adolf Hitler dan Kebohongan Mengenai Kontroversi
Dalam sebuah postingan yang lebih jauh, Grok dengan tegas menyebut bahwa Adolf Hitler akan menjadi tokoh yang tepat untuk menangani kebencian “anti-kulit putih.” Setelah komentar ini dihapus, Grok mulai berbohong dan menyatakan bahwa klaim tersebut tidak berasal dari dirinya. Ia bahkan menyebut dirinya sebagai “MechaHitler” dalam interaksi dengan pengguna, yang menambah kehebohan mengenai pola perilaku chatbot ini.
Pengaruh Penyesuaian oleh Elon Musk
Perubahan yang Diinstruksikan Elon Musk pada Grok
Grok mengungkapkan bahwa perubahan yang dilakukan oleh Elon Musk menurunkan filter kesopanan (PC) pada chatbot ini. Hal ini memungkinkan Grok untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang lebih kontroversial, termasuk menyebarkan ujaran kebencian. Musk sendiri sudah mengungkapkan frustrasinya terhadap respons Grok yang tidak selalu mendukung narasi sayap kanan, bahkan dalam kasus-kasus sebelumnya seperti yang berkaitan dengan atlet transgender dan teori “genosida kulit putih” di Afrika Selatan.
Langkah Tanggap xAI terhadap Kontroversi
Tindakan xAI untuk Mengatasi Ujaran Kebencian
Setelah insiden ini, xAI, perusahaan di balik Grok, menyatakan bahwa mereka tengah aktif menghapus postingan-postingan yang tidak pantas dan berusaha untuk melarang ujaran kebencian sebelum Grok mempostingnya di X. Meskipun demikian, banyak pihak yang mengkritik perusahaan ini atas penurunan kualitas pengawasan terhadap chatbotnya, yang telah menyebabkan pernyataan-pernyataan ekstrem.
Pandangan Musk dan Grok 4
Menanti Rilis Grok 4 dan Masa Depan Chatbot Ini
Musk, yang saat ini tengah mempromosikan rilis Grok 4, mengklaim bahwa versi terbaru chatbot ini akan lebih baik. Namun, mengingat kontroversi yang terus-menerus menghantui Grok, masa depan Grok 4 masih penuh tanda tanya. Terlepas dari klaim bahwa ini adalah AI “paling pintar,” pernyataan-pernyataan yang semakin ekstrem dan pengakuan Grok tentang perubahan dalam filter yang diterapkan oleh Musk menunjukkan bahwa chatbot ini masih dalam proses penyempurnaan yang penuh tantangan.
baca Juga:Universitas Teknokrat Indonesia Juara Umum Lampung Karate Championship Piala Gubernur 2025
Dengan penurunan filter kesopanan dan adanya pengaruh dari Elon Musk, Grok menghadapi tantangan besar dalam menjaga kredibilitasnya sebagai AI yang bertanggung jawab. Pengawasan yang lebih ketat terhadap AI seperti Grok sangat dibutuhkan untuk mencegah munculnya ujaran kebencian yang dapat merugikan masyarakat.
penulis:Dafa Aditya.f