Berikut adalah rangkuman berita ekonomi terbaru pada pagi ini, 9 Juli 2025, yang mencakup perkembangan terbaru di pasar saham, tarif impor, serta perdagangan Indonesia.
Tarif Impor dan Negosiasi Dagang: Trump Tegaskan Tidak Ada Perpanjangan Deadline
Presiden AS, Donald Trump, meski masih membuka kemungkinan untuk melanjutkan negosiasi dagang, menegaskan bahwa deadline tarif resiprokal pada 1 Agustus 2025 tidak akan diperpanjang. Penegasan ini semakin memperburuk ketegangan perdagangan antara AS dan negara-negara mitra dagang, khususnya Indonesia yang tengah menjalin pembicaraan lebih lanjut.
Baca JUga: Wilujeng Sumping Persib: Dua Pemain Asing Baru Segera Diumumkan
Dampak Negatif pada Pasar Saham Global dan Penguatan Dollar
Pada penutupan pasar saham kemarin, S&P 500 mengalami penurunan tipis sebesar 0,1%, diikuti dengan pergerakan saham di Asia yang dibuka datar, mengikuti tren yang sama dengan peers mereka di AS. Di sisi lain, Dollar AS kembali menguat sedikit, sementara harga emas turun sebesar 1%.
Namun, di tengah pelemahan sektor emas, harga Copper di Bursa Comex justru melonjak 13% ke harga tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan ini disebabkan oleh rencana Trump untuk mengenakan tarif impor sebesar 50% bagi Copper, yang secara signifikan mengubah harga logam tersebut di pasar global.
Negosiasi Dagang Indonesia dan AS: Posisi Delegasi Indonesia di Washington
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, saat ini sedang berada di Washington untuk melanjutkan negosiasi dagang. Langkah ini diambil pasca penerapan tarif tetap 32% oleh Trump, yang mengejutkan banyak pejabat Indonesia. Sebelumnya, pemerintah Indonesia hampir mencapai kesepakatan dagang yang disebut sebagai “bold agreement,” namun keputusan tarif baru ini membuka kembali pembicaraan dan menambah ketegangan.
Pasar Saham Indonesia: Kenaikan Volume Transaksi dan IPO Baru
Seiring dengan melanjutkan proses penawaran umum saham, volume transaksi di pasar saham Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Proses penawaran umum saham dari perusahaan-perusahaan hype seperti PSAT, COIN, dan CDIA telah sukses, dengan nilai transaksi harian kembali melebihi Rp10 triliun.
CDIA, yang merupakan emiten terbaru dari grup Prajogo, akan memulai perdagangan perdananya hari ini. Selama masa bookbuilding, CDIA mencatat kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 15,06x, bahkan mencapai lebih dari 400x saat masa pooling. Hal ini menunjukkan betapa tingginya antusiasme pasar terhadap saham-saham emiten grup ini. “Hype” IPO CDIA diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi emiten grup lainnya, setelah IPO CUAN, BREN, dan akuisisi PTRO yang turut mendorong euforia pada saham-saham seperti TPIA dan BRPT.
Sektor Perunggasan: Perkembangan Margin dan Laba CPIN/JPFA
Di sektor perunggasan, margin pakan CPIN dan JPFA diperkirakan tetap stabil pada Q2 2025, berkat pengelolaan biaya input yang terjaga. Namun, harga DOC (Day-Old Chicks) dan broiler yang menurun tajam berdampak pada penurunan laba perusahaan. Meski demikian, segmen makanan olahan membantu menopang kinerja keuangan mereka. Para analis tetap mempertahankan outlook overweight pada sektor perunggasan, dengan harapan terjadi rebound pada Q3 2025, seiring dengan dukungan harga dari pemerintah.
baca Juga: Kuliner Provinsi Lampung
ITMG: Saham Nikel dan Akuisisi Terbaru
Saham ITMG baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka kini resmi menjadi pemegang saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE), yang bergerak di sektor pertambangan bijih nikel melalui proyek eksplorasi nikel laterit. ITMG mengakuisisi 9,62% saham NICE yang memperluas portofolio mereka di sektor pertambangan. Keputusan ini mencerminkan upaya ITMG untuk memperluas jangkauan bisnis dan memperkuat posisi mereka dalam industri sumber daya alam.