Review Film Ziam: Kombinasi Muay Thai dan Zombie yang Gagal Menarik

Review Film Ziam: Kombinasi Muay Thai dan Zombie yang Gagal Menarik

Premis yang Gagal Tampil Menarik

Film Netflix terbaru berjudul Ziam mengusung premis yang menarik, yaitu seorang petarung Muay Thai melawan sekumpulan zombie. Namun, meskipun premisnya cukup menjanjikan, film ini butuh waktu cukup lama untuk sampai pada inti cerita, yang penuh dengan elemen kekonyolan dan ketidakseriusan. Pada awalnya, film ini malah lebih banyak mengembangkan dunia distopia yang tidak terlalu bermakna, dengan latar belakang krisis pangan yang memaksa orang untuk makan serangga, yang pada akhirnya menyebabkan wabah zombie. Sebagai distopia, premis ini terasa jauh dari serius.

Baca Juga: Final Piala Presiden 2025: Oxford United Vs Port FC

Masalah Struktural dan Cerita yang Kurang Berkembang

Film ini sepertinya tidak tahu apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Ketika akhirnya Ziam mulai mengeksplorasi konsep utamanya, yaitu pertarungan Muay Thai melawan zombie, film ini terlalu cepat kehilangan momentum. Sing (diperankan oleh Mark Prin Suparat), sang pahlawan, menunjukkan kemampuan bela dirinya, namun melawan zombie yang tidak memiliki kecerdasan apa pun, gerakannya terasa membosankan. Masalah utama terletak pada struktur cerita yang tidak efektif: zombie yang begitu mudah dihadapi oleh petarung terampil menjadi musuh yang tidak terlalu menantang, sehingga akhirnya Ziam beralih ke pertarungan melawan manusia yang menjadi titik klimaks film ini. Ini lebih menggambarkan kelemahan dari premis film itu sendiri.

Pengembangan Dunia dan Setting yang Kurang Maksimal

Konteks distopia yang dihadirkan dalam film ini sangat buruk pengembangannya. Keputusan politik atau sosial yang dimunculkan dalam cerita tidak terasa penting atau mendalam, dan pengaturan rumah sakit hanya berfungsi sebagai tempat yang wajar untuk terjadinya wabah zombie. Karakter Jin, yang merupakan pacar Sing dan seorang dokter, memang dihadirkan untuk memperkaya cerita, tetapi konflik di rumah sakit yang ada justru langsung terabaikan begitu zombie mulai menyerang.

Muay Thai vs Zombies: Apakah Ini Cukup Menarik?

Film zombie biasanya mencoba untuk menawarkan sesuatu yang menarik, meskipun sering kali tidak terlalu orisinal. Namun, bahkan dengan gaya Muay Thai yang indah dan penuh kekerasan efektif, Ziam tidak berhasil menjadikannya elemen yang cukup kuat untuk membuat film ini menarik. Fakta bahwa film ini melibatkan lima penulis skenario menunjukkan adanya masalah dalam penulisan cerita yang tidak terkoordinasi dengan baik, akhirnya hanya menghasilkan narasi Muay Thai vs Zombies yang terlalu sederhana.

Siapa yang Menonton Film Ini?

Ziam sepertinya tidak memiliki audiens yang jelas. Film ini bahkan tidak menawarkan opsi subtitle untuk sebagian besar bahasa Asia, padahal pasar Asia Tenggara merupakan target utama yang bisa menikmati genre seperti ini, mengingat kesuksesan film-film seperti Train to Busan dan Peninsula. Selain itu, pemasaran untuk pasar internasional pun tidak terasa efektif.

Kesimpulan: Menonton Lebih Baik dari Pada Menonton

Secara keseluruhan, Ziam tidak mampu memenuhi ekspektasi yang dihadirkan oleh premisnya. Bahkan untuk memberikan ringkasan plot yang memadai pun terasa sulit, karena cerita ini hanya mengisahkan tentang dunia di masa depan yang mengharuskan orang makan serangga, lalu wabah zombie dimulai, dan sang pahlawan berusaha menyelamatkan pacarnya. Plot yang sederhana ini lebih cocok untuk video game lawas daripada sebuah film panjang berdurasi 80 menit. Sebagai alternatif, lebih baik Anda memainkan game video tahun 90-an selama 80 menit daripada menonton film ini.

Baca Juga: Pola Debugging: Strategi Jitu Atasi Bug Kompleks.


SEO Optimization:

  • Artikel ini dioptimalkan dengan kata kunci seperti review film Ziam, premis Ziam, Muay Thai vs Zombies, film Netflix terbaru 2025, dan zombie Muay Thai untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari.
  • Struktur heading dan subheading yang terorganisir dengan baik memudahkan pembaca menemukan informasi penting dalam review ini sekaligus meningkatkan keterbacaan dan kualitas SEO.

Penulis: Amelia Juniarti

More From Author

Atlas membuka Apertura 2025 dengan kemenangan melawan Puebla

Billy Syahputra Mengakui Pernikahan dengan Vika Kolesnaya: Tak Gelar Pesta Mewah, Fokus pada Masa Depan

Billy Syahputra Mengakui Pernikahan dengan Vika Kolesnaya: Tak Gelar Pesta Mewah, Fokus pada Masa Depan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *