Cuaca Dingin Musim Kemarau: Fenomena yang Wajar, Bukan Aphelion
Suhu dingin yang terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada musim kemarau, ternyata bukan disebabkan oleh fenomena Aphelion. Menurut BMKG, fenomena ini justru terjadi setiap tahun selama musim kemarau antara bulan Juli hingga September. Pada periode tersebut, cuaca dingin memang sering terjadi di dataran tinggi dan wilayah selatan Indonesia.
Baca juga: Gempa Magnitudo 3.6 Guncang Halmahera Barat, Maluku Utara
Cuaca Dingin yang Terjadi di Juli 2025
Suhu Dingin Mencapai 13 Derajat Celsius di Beberapa Wilayah
Pada awal Juli 2025, BMKG mencatat penurunan suhu di beberapa wilayah Indonesia, terutama di dataran tinggi. Berikut adalah beberapa data suhu yang tercatat:
- 1 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15°C
- 2 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15°C
- 3 Juli 2025 – Enarotali (Papua Tengah): 13°C
- 4 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15°C
- 5 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15°C
- 6 Juli 2025 – Frans Sales Lega (NTT): 13°C
- 7 Juli 2025 – Frans Sales Lega (NTT): 11°C
- 8 Juli 2025 – Frans Sales Lega (NTT): 12°C
BMKG Mengklarifikasi Penyebab Suhu Dingin
BMKG menegaskan bahwa suhu dingin yang terjadi bukan disebabkan oleh Aphelion, melainkan oleh sejumlah faktor cuaca yang terjadi secara alami.
Faktor Penyebab Suhu Dingin di Musim Kemarau
1. Musim Kemarau dan Monsoon Australia
Suhu dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia saat ini dipicu oleh masuknya musim kemarau yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia). Angin ini membawa udara kering dan dingin, yang menyebabkan penurunan suhu, terutama pada malam dan pagi hari.
2. Langit Cerah dan Pelepasan Panas
Suhu dingin juga diperburuk dengan langit cerah, yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer pada malam hari. Hal ini menyebabkan suhu di permukaan bumi menurun lebih cepat saat malam dan pagi hari.
3. Hujan yang Mengandung Massa Udara Dingin
Selain itu, hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah juga turut membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan bumi. Massa udara ini menghalangi pemanasan sinar matahari, membuat suhu terasa lebih dingin.
Hati-Hati dengan Informasi Cuaca yang Tidak Terverifikasi
BMKG Ingatkan untuk Tidak Percaya pada Informasi Cuaca yang Tidak Resmi
BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap informasi cuaca yang beredar di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi. Untuk memastikan kebenaran informasi, BMKG menyarankan untuk selalu memeriksa melalui kanal resmi seperti situs web BMKG, media sosial, atau aplikasi infoBMKG.
Jangan Sebarkan Kepanikan
BMKG juga mengingatkan agar informasi yang dibagikan sudah terverifikasi dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.
Peringatan Dini Cuaca 11-13 Juli 2025
Potensi Hujan dan Angin Kencang di Beberapa Wilayah
BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada periode 11-13 Juli 2025. Beberapa wilayah yang perlu waspada terhadap hujan dengan intensitas sedang hingga lebat adalah Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan.
Baca juga: Cara Efektif Memperpanjang Umur Perangkat Lunak Anda
Peringatan Siaga Hujan Lebat dan Angin Kencang
- Siaga Hujan Lebat: Aceh, Papua Selatan.
- Angin Kencang: Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.
Penulis: Kayla Maharani