Tembok Pelindung Riza Chalid Bisa Ditembus, Pakar Hukum Apresiasi Kejagung

Pakar Hukum dari Universitas Lampung (Unila), Hieronymus Soerjatisnanta, memberikan apresiasi kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) atas langkah berani mereka dalam menetapkan sembilan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi di Pertamina. Ia mengungkapkan bahwa Kejagung telah menunjukkan keyakinan dan kemampuan untuk menembus pengaruh besar yang melindungi tersangka utama dalam kasus ini, M. Riza Chalid (MRC).

Baca juga : Lita Gading Balas Ahmad Dhani: Sebut “Abuse of Power” dan Klaim Beri Edukasi Kesehatan Mental

Kejagung Tangguh Hadapi Tantangan Politik dalam Kasus Riza Chalid

Tisna, sapaan akrab Hieronymus Soerjatisnanta, menilai Kejagung telah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan besar, baik dari segi bukti maupun persoalan politik. Meskipun bukti yang ada cukup kuat, Tisna menyebutkan bahwa masalah politik adalah tantangan utama yang harus dihadapi Kejagung.

“Problemnya bukanlah pada bukti, namun pada tekanan politik yang mungkin akan muncul. Kejagung sudah mempertimbangkan dengan matang dan memiliki keyakinan dalam menembus tembok yang melindungi MRC,” kata Tisna dalam keterangannya pada Jumat (11/7/2025).

Penetapan MRC Sebagai Tersangka: Pertaruhan Besar Bagi Kejagung

Keberanian Kejagung untuk menetapkan MRC sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi minyak mentah dan produk kilang menunjukkan komitmen besar dalam penegakan hukum. Tisna menambahkan bahwa meskipun MRC belum ditahan karena berada di Singapura, penetapan tersangka ini menunjukkan langkah besar yang tidak mudah diambil.

“Mereka telah mempertaruhkan banyak hal, bukan hanya soal bukti, tetapi juga soal politik yang melibatkan pihak-pihak besar,” tambah Tisna.

Pentingnya Dukungan Publik dalam Proses Hukum Kasus Riza Chalid

Tisna menegaskan bahwa dukungan publik sangat diperlukan untuk memastikan proses hukum terhadap MRC berjalan dengan transparan dan adil. Ia mengingatkan bahwa dalam kasus lain, seperti dugaan suap Marcella dalam perkara CPO, opini publik dapat dibentuk oleh pelaku tindak pidana yang berusaha menghalangi proses hukum.

“Koruptor seperti MRC mungkin memiliki kemampuan untuk memanipulasi opini publik, sehingga pengawalan dari seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan,” ujar Tisna.

Baca juga : UTI Faculty of Economics and Business Initiates Impactful Collaboration in Education, Research, and Community Engagement with SBM ITB

Pengawasan Masyarakat: Kunci Keberhasilan Penegakan Hukum

Tisna menyoroti pentingnya peran masyarakat sipil dalam mengawal kasus ini. Ia berharap masyarakat tidak hanya berdiam diri setelah penetapan tersangka, tetapi juga aktif memastikan agar proses hukum terhadap MRC tetap berlanjut tanpa ada hambatan.

“Kasus ini merupakan langkah besar dalam penegakan hukum. Kita harus menjaga agar komitmen Kejagung tetap kuat dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat,” tegas Tisna.

Penulis : Eka sri indah lestary

More From Author

‘Presiden marah’: Ancaman tarif Trump terhadap Brasil adalah bagian dari perselisihan geopolitik yang lebih besar

Potret Manis Ulang Tahun ke-15 London Abigail, Putri Wulan Guritno dan Adilla Dimitri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *