Kenaikan Terus Berlanjut, Harga Emas Antam Mencapai Rp1.924.000 per Gram
Harga emas batangan Logam Mulia produksi PT Antam Tbk kembali mengalami kenaikan pada awal pekan ini, Senin (14 Juli 2025). Berdasarkan data dari Butik Emas LM Graha Dipta Pulo Gadung pukul 08.30 WIB, harga emas tercatat sebesar Rp1.924.000 per gram, naik sebesar Rp5.000 dari posisi Sabtu lalu (12 Juli 2025) yang berada di angka Rp1.919.000 per gram.
Baca Juga : Luca Marchegiani Soroti Inkonsistensi Inter Milan dan Masa Depan Hakan Calhanoglu
Kenaikan ini memperpanjang tren positif harga emas Antam yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Jika dihitung sejak awal tren naik, total kenaikan mencapai Rp30.000 per gram.
Harga Buyback Emas Juga Naik
Selain harga jual, harga buyback emas Antam atau harga pembelian kembali juga mengalami kenaikan. Pada perdagangan hari ini, harga buyback naik sebesar Rp5.000 menjadi Rp1.773.000 per gram, dari sebelumnya Rp1.768.000 per gram pada Sabtu.
Harga Emas Dunia Terkerek Naik, Jadi Pendorong Emas Antam
Kenaikan harga emas Antam sejalan dengan tren penguatan harga emas dunia. Hingga Senin pagi pukul 06.35 WIB, harga emas di pasar spot internasional tercatat naik 0,47% ke posisi US$3.371,21 per troy ons.
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (11 Juli 2025), harga emas global juga tercatat naik 0,99% ke level US$3.355,48 per troy ons. Dengan begitu, harga emas dunia telah mencatat kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Harga penutupan hari Jumat menjadi yang tertinggi sejak 2 Juli 2025.
Ketidakpastian Politik AS Dorong Permintaan Safe Haven
Penguatan harga emas global tidak lepas dari meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Faktor yang memengaruhi antara lain adalah kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat serta ancaman Donald Trump yang berniat memecat Ketua The Fed, Jerome Powell, jika ia terpilih kembali menjadi Presiden.
Baca JugaJaringan VPN: Privasi Online Terjamin, Aman dari Hacker! :
Situasi ini menciptakan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi dan stabilitas kebijakan moneter AS, yang pada akhirnya mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Penulis : Tamtia Gusti Riana