Senator Rand Paul melihat adanya ‘penutupan budaya’ terkait penembakan Trump Juli lalu

Setahun setelah percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump di acara kampanye di Butler, Pennsylvania, Senator Rand Paul dari Kentucky meminta pengawasan Kongres terkait Dinas Rahasia. Ia mengkritik apa yang ia sebut sebagai “penutupan budaya” dalam tubuh organisasi tersebut, yang menurutnya menutupi kegagalan besar dalam sistem keamanan yang mengancam keselamatan Trump.

Baca Juga : Momen Haru Penghormatan untuk Diogo Jota Warnai Laga Preston vs Liverpool


Kegagalan Keamanan yang Mencolok

Pada Juli tahun lalu, saat Trump berpidato di rapat umum kampanye, seorang pria bernama Thomas Crooks berhasil naik ke atap gedung dan melepaskan tembakan ke arah Trump. Meskipun salah satu peluru mengenai telinga Trump, mantan presiden tersebut selamat berkat respons cepat tim keamanan. Namun, tragedi itu menelan korban jiwa: Kepala Pemadam Kebakaran Corey Comperatore tewas, dan dua lainnya terluka sebelum Crooks ditembak mati oleh penembak jitu dari Dinas Rahasia.

Investigasi Terhadap Dinas Rahasia
Kegagalan pengamanan tersebut memicu serangkaian penyelidikan. Beberapa investigasi mengungkapkan adanya “kelemahan mendalam” dalam organisasi tersebut. Laporan terbaru dari Komite Senat untuk Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan menyatakan bahwa Dinas Rahasia telah “menolak atau tidak memenuhi setidaknya 10 permintaan” untuk penambahan sumber daya bagi pengamanan Trump.


Senator Rand Paul Kritik “Penutupan Budaya” Dinas Rahasia

Senator Rand Paul menyoroti bahwa “penutupan budaya” di dalam Dinas Rahasia menjadi penghalang utama dalam mencari tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas kegagalan pengamanan tersebut. Menurutnya, pihak Dinas Rahasia terkesan enggan mengakui kesalahan dan tidak melakukan penyelidikan internal yang memadai. Paul juga mengungkapkan bahwa ada permintaan dari tim Trump, baik melalui surat maupun panggilan telepon, yang berulang kali ditolak oleh Dinas Rahasia.

“Para pejabat Dinas Rahasia tidak mau mencari tahu secara internal dan cenderung mengabaikan tindakan yang mungkin menyebabkan kejadian ini,” kata Paul dalam wawancara di acara “Face the Nation” di CBS.


Penutupan Budaya dan Kegagalan Mengidentifikasi Tanggung Jawab

Paul menambahkan bahwa Dinas Rahasia gagal untuk bertanggung jawab atas masalah besar yang terjadi pada saat itu. Ia mengungkapkan kekecewaannya bahwa meskipun banyak orang yang dipanggil untuk memberikan keterangan, tidak ada seorang pun yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian di Butler.

“Pada akhirnya, tidak ada yang dipecat atau diberi sanksi meskipun kami memanggil mereka untuk bertanya tentang apa yang telah mereka lakukan,” kata Paul, menambahkan bahwa meskipun penyelidikan dilakukan, ia merasa hasilnya tidak memadai. Ia pun menekankan pentingnya pengawasan dari Kongres untuk memastikan Dinas Rahasia bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.


Tanggapan Dari Mantan Direktur Dinas Rahasia

Kimberly A. Cheatle, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Dinas Rahasia, memberikan pernyataan bahwa ia memang mengarahkan penambahan aset pengamanan, termasuk penembak jitu, untuk memperkuat keamanan di acara tersebut. Cheatle menanggapi kritik yang mengklaim bahwa ia memberikan kesaksian yang menyesatkan mengenai penolakan permintaan tambahan keamanan.

“Setiap pernyataan yang menyebutkan bahwa saya memberikan kesaksian yang menyesatkan adalah salah dan merugikan para pria dan wanita yang berada di garis depan,” kata Cheatle dalam sebuah pernyataan. Meskipun ia mengakui bahwa “kesalahan telah terjadi” dan “reformasi diperlukan,” Cheatle menegaskan bahwa keputusan pengamanan diambil dengan pertimbangan yang tepat pada saat itu.


Komentar dari Senator Tom Cotton

Senator Tom Cotton dari Arkansas juga memberikan pendapatnya terkait kegagalan pengamanan ini. Dalam wawancara terpisah, Cotton menyalahkan pemerintahan Biden atas kegagalan Dinas Rahasia dalam merespons permintaan tambahan pengamanan.

“Laporan-laporan dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah dan laporan Senat menunjukkan adanya kegagalan serius dalam komunikasi dan alokasi sumber daya,” ujar Cotton, yang menyoroti bagaimana Dinas Rahasia gagal untuk merespons permintaan dari tim kampanye Trump dan kepala tim keamanannya, Sean Curran.


Rencana Reformasi Pengamanan Dinas Rahasia

Meski kegagalan pengamanan ini menimbulkan banyak kritik, Dinas Rahasia di bawah kepemimpinan Sean Curran telah mengumumkan upaya reformasi. Curran menegaskan bahwa setelah insiden tersebut, Dinas Rahasia telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengamanan mereka dan menerapkan perubahan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dalam pernyataan yang dirilis setelah laporan Senat, Curran mengatakan, “Menyusul peristiwa 13 Juli, Dinas Rahasia meninjau secara serius operasi kami dan menerapkan reformasi substantif untuk mengatasi kegagalan yang terjadi pada hari itu.”

Baca Juga : Administrasi Digital: Efisien, Praktis, dan Aman!


Kesimpulan: Perlunya Pengawasan Kongres Terhadap Dinas Rahasia

Insiden percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump di Butler mengungkapkan kelemahan yang signifikan dalam sistem pengamanan yang dijalankan oleh Dinas Rahasia. Meski telah ada respons dan reformasi, kegagalan untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab dan melakukan penyelidikan yang memadai masih menjadi masalah besar. Senator Rand Paul dan anggota Kongres lainnya menekankan pentingnya pengawasan Kongres untuk memastikan agar tidak ada lagi kegagalan serupa di masa depan.

Penulis : Anggun novalia

More From Author

FIFA Abaikan Aturan Durasi Jeda Babak Pertama Demi Halftime Show di Final Piala Dunia Antarklub 2025

FIFA Abaikan Aturan Durasi Jeda Babak Pertama Demi Halftime Show di Final Piala Dunia Antarklub 2025

Serangan Iran ke Pangkalan Udara Qatar Hancurkan Kubah Geodesik yang Digunakan untuk Komunikasi AS, Foto Satelit Menunjukkan

Serangan Iran ke Pangkalan Udara Qatar Hancurkan Kubah Geodesik yang Digunakan untuk Komunikasi AS, Foto Satelit Menunjukkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories