Ancaman Trump Terhadap Rosie O’Donnell
Baru-baru ini, Donald Trump mengancam akan mencabut kewarganegaraan komedian Rosie O’Donnell hanya karena kritik tajam yang sering ia lontarkan terhadapnya. Trump mengunggah di media sosial Truth Social, menyebut O’Donnell sebagai ancaman bagi umat manusia dan mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mencabut kewarganegaraannya. Ancaman ini muncul tanpa alasan yang jelas selain bahwa O’Donnell kerap mengkritik kebijakan dan sikap Trump.
Baca juga : Film Believe: Jadwal Tayang dan Sinopsisnya
Kebebasan Berbicara dan Kewarganegaraan yang Bersifat Syarat
Ancaman Trump untuk mencabut kewarganegaraan O’Donnell mengungkapkan pandangannya yang menganggap kebebasan berbicara dan kewarganegaraan sebagai sesuatu yang dapat dicabut kapan saja, tergantung pada kehendaknya. Ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kondisi kebebasan berpendapat di Amerika Serikat, sebuah negara yang selama ini mengklaim diri sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan berbicara.
Kewarganegaraan Tidak Bisa Ditarik Sembarangan
Meski Trump mengancam, penting untuk dicatat bahwa kewarganegaraan seorang warga negara yang lahir di Amerika Serikat, seperti O’Donnell, umumnya tidak dapat dicabut. Kewarganegaraan hanya dapat dilepas oleh individu itu sendiri, misalnya jika seseorang memilih untuk menyerahkan kewarganegaraannya untuk menghindari kewajiban pajak.
Penyalahgunaan Kewenangan untuk Membungkam Opini Publik
Meskipun tidak mungkin Trump berhasil mencabut kewarganegaraan O’Donnell, ancaman ini tetap menunjukkan niat untuk menggunakan kewarganegaraan sebagai alat untuk menghukum kebebasan berpendapat. Dalam beberapa kasus sebelumnya, pemerintahan Trump mencoba membatasi kebebasan berbicara dengan klaim adanya bukti kriminalitas, meskipun seringkali hal tersebut terbukti tidak berdasar.
Penggunaan Ancaman Pencabutan Kewarganegaraan untuk Menekan Lawan Politik
Trump juga mulai lebih sering berbicara tentang pencabutan kewarganegaraan sebagai alat untuk menghukum lawan politik. Ia mengungkapkan keinginannya untuk menggunakan wewenang ini terhadap beberapa tokoh, termasuk calon wali kota New York Zohran Mamdani dan mantan teman lamanya, Elon Musk. Kedua tokoh ini adalah warga negara naturalisasi, yang secara teori lebih mudah untuk dicabut kewarganegaraannya, meskipun tidak semudah itu hanya karena berpendapat secara politik.
Implikasi dari Ancaman Pencabutan Kewarganegaraan
Taktik Pencairan Reaksi Publik
Trump seringkali menggunakan ancaman yang terkesan berlebihan untuk mengkondisikan masyarakat agar menerima langkah-langkah yang lebih ekstrem di masa depan. Ancaman pencabutan kewarganegaraan terhadap O’Donnell dan orang lain dapat dilihat sebagai langkah pertama untuk memperkenalkan ide ini ke dalam percakapan publik, yang pada gilirannya bisa membuat masyarakat lebih menerima jika tindakan serupa terjadi di masa depan.
Baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia: Mahathir Muhammad Lepas Atlet Karate Lampung Menuju SEA Games 2025
Perlindungan Terhadap Kebebasan Berbicara di Amerika Serikat
Kebebasan berbicara adalah salah satu hak dasar yang dilindungi oleh Konstitusi AS. Meskipun Trump mengklaim dirinya sebagai pembela kebebasan berbicara, ancaman terhadap individu yang berani mengkritiknya justru menunjukkan pemahaman yang berbeda tentang kebebasan tersebut. Tindakan ini menjadi sebuah peringatan tentang bagaimana kebebasan berpendapat bisa terancam di bawah kepemimpinan yang cenderung otoriter.
Penulis : Fiska Anggraini