Patahan Mendatar di Balik Gempa M5,1 di Tenggara Kabupaten Aceh Selatan

Pada Jumat, 11 Juli 2025, pukul 19:45 WIB, sebuah gempa bumi dengan kekuatan M5,1 mengguncang wilayah tenggara Kabupaten Aceh Selatan. Gempa ini memiliki kedalaman 35 km dan dipicu oleh patahan mendatar Sesar Batee-A, yang memanjang dari Baratlaut ke Tenggara di pesisir barat Provinsi Aceh. Kejadian ini menjadi perhatian karena berada di wilayah rawan bencana gempa bumi dengan intensitas cukup tinggi.

Baca Juga : FP2 Moto3 Jerman 2025: Adrian Fernandez Catatkan Waktu Tercepat

Penyebab Gempa: Patahan Mendatar Sesar Batee-A
Gempa bumi yang terjadi di Aceh Selatan disebabkan oleh pergerakan pada patahan mendatar Sesar Batee-A. Sesar ini memanjang di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatera, mengarah dari Baratlaut menuju Tenggara, yang dikenal sebagai daerah dengan potensi aktivitas seismik cukup tinggi. Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, patahan ini berpotensi mengakibatkan gempa bumi dengan kekuatan yang signifikan.

Lokasi dan Dampak Gempa
Gempa bumi ini terasa di sejumlah wilayah, antara lain Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Nagan Raya, dan Subussalam dengan skala intensitas MMI IV. Di kota-kota seperti Medan, Karo, Deli Serdang, dan Aceh Singkil, dampak gempa terasa dengan skala MMI II – III. Meskipun gempa ini cukup kuat, hingga saat ini belum dilaporkan adanya korban jiwa atau kerusakan bangunan yang signifikan.

Tidak Ada Tsunami
Wafid menegaskan bahwa gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Hal ini disebabkan karena gempa tidak menimbulkan deformasi signifikan di dasar laut yang biasanya menjadi penyebab utama terjadinya tsunami. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait tsunami.

Masyarakat Diminta Waspada Terhadap Gempa Susulan
Badan Geologi juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan. Meskipun gempa utama telah berlalu, kondisi ini memerlukan kesiapsiagaan yang tinggi. Warga diminta untuk selalu mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat dan menghindari kepanikan yang tidak perlu.

Analisa Teknis dan Karakteristik Wilayah
Pusat gempa terletak di wilayah pesisir yang memiliki morfologi wilayah yang bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan dan pegunungan. Wilayah ini juga terdiri dari berbagai jenis batuan, baik batuan terobosan, batuan karbonat, sedimen, maupun vulkanik, yang dapat mempengaruhi kekuatan guncangan gempa.

Batuan yang telah mengalami pelapukan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa, yang dapat meningkatkan intensitas guncangan yang dirasakan oleh masyarakat.

Klasifikasi Tanah di Sekitar Pusat Gempa
Di sekitar pusat gempa, tanah diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas berdasarkan kekerasan batuan dan karakteristik tanah. Di antaranya adalah kelas C (batuan lunak atau tanah sangat padat), kelas D (tanah sedang), dan kelas E (tanah lunak). Hal ini berpotensi mempengaruhi seberapa kuat guncangan yang dirasakan di berbagai wilayah.

Potensi Bahaya Lainnya
Meski gempa tidak diikuti dengan bahaya ikutan seperti likuefaksi, longsoran, atau retakan tanah, Wafid mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gerakan tanah, terutama di daerah tebing yang rentan terhadap longsor, terutama setelah hujan deras.

Pentingnya Bangunan Tahan Gempa
Warga di wilayah rawan gempa diimbau untuk memeriksa kondisi bangunan mereka setelah terjadi gempa. Bangunan yang dibangun sesuai dengan standar tahan gempa dapat mengurangi risiko kerusakan dan menjaga keselamatan penghuninya. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan konstruksi bangunan dan memastikan adanya jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses.

Data Internasional Mengenai Gempa
Gempa yang terjadi juga tercatat oleh stasiun geologi internasional. Menurut data dari United States Geological Survey (USGS), pusat gempa berada pada koordinat 3,153°LU – 97,244°BT dengan magnitudo M5,0 pada kedalaman 54,6 km. Sementara itu, GeoForschungsZentrum (GFZ) di Jerman mencatat pusat gempa pada koordinat 3,26°LU – 97,05°BT dengan magnitudo M5,1 pada kedalaman 10 km.

Baca Juga : Sistem Aman, Bisnis Tenang: Mulai Proteksi Digital Anda Sekarang!

Kesimpulan
Gempa bumi yang terjadi di Aceh Selatan pada 11 Juli 2025 menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti petunjuk dari otoritas setempat, dan memperhatikan keselamatan diri serta kondisi bangunan yang mereka huni. Pencegahan dan pemahaman akan potensi bencana alam sangat penting agar dampaknya dapat diminimalkan.

Penulis : Anggun novalia


More From Author

Kemenpora Expects FNAN to Support the Acceleration of Youth Development Index Towards Indonesia Gold 2045

Kemenpora Harap Festival Nyanyian Anak Negeri (FNAN) Dukung Akselerasi Pembangunan Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045

Proyek Aturan Pembayaran CMS Bertujuan Mengurangi Pemborosan dan Meningkatkan Pengelolaan Penyakit Kronis

Proyek Aturan Pembayaran CMS Bertujuan Mengurangi Pemborosan dan Meningkatkan Pengelolaan Penyakit Kronis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories