Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia, Philippe Léopold Louis Marie, di Istana Laeken, Brussels, Belgia, pada 13 Juli 2025. Diskusi keduanya membahas isu-isu strategis dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Belgia.
Baca juga: Modal Politik Jangka Panjang Anies dari ”Gerakan Rakyat”
Pertemuan Tête-à-Tête di Istana Laeken
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Presiden Prabowo disambut langsung oleh Raja Philippe di halaman Istana Laeken. Pertemuan itu dilanjutkan dengan diskusi pribadi atau tête-à-tête di ruang kerja pribadi Raja Belgia. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara membahas langkah-langkah untuk memperkuat hubungan bilateral serta berbagai isu strategis yang menjadi perhatian bersama.
Latar Belakang Militer Raja Philippe Belgia
Teddy juga menjelaskan bahwa baik Presiden Prabowo maupun Raja Philippe memiliki latar belakang pendidikan militer. Raja Philippe memulai pendidikan militer pada usia 18 tahun di Akademi Militer Kerajaan Belgia. Ia juga bergabung dengan Angkatan Udara dan menjadi pilot tempur serta menyelesaikan pelatihan dengan sertifikasi penerjun payung dan komando. Latar belakang ini memperkaya perspektif kedua pemimpin dalam berdiskusi mengenai isu pertahanan dan keamanan.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Brussels
Pada kesempatan ini, Presiden Prabowo didampingi oleh Seskab Teddy Indra Wijaya dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian perjalanan Presiden Prabowo yang dimulai pada 12 Juli 2025 di Brussels, sebelum melanjutkan perjalanan ke Paris, Prancis pada 13 Juli 2025.
Selain bertemu dengan Raja Belgia, Presiden Prabowo juga bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa di Gedung Berlaymont, markas Uni Eropa.
Perundingan CEPA dengan Uni Eropa Selesai
Dalam pertemuan dengan Presiden von der Leyen, Presiden Prabowo mengumumkan bahwa perundingan Perjanjian Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa telah selesai setelah lebih dari 10 tahun negosiasi. Keberhasilan ini disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa.
Presiden Costa menyatakan bahwa Uni Eropa siap mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo, khususnya dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan ketahanan pangan serta energi di Indonesia.
“Kami siap mendukung Anda mewujudkan agenda-agenda ambisius Anda untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka peluang-peluang untuk anak-anak muda di Indonesia, serta meningkatkan ketahanan pangan dan energi. Mari jadikan kunjungan ini lebih dari sekadar niat baik dan wujudkan keinginan bersama untuk bekerja sama,” ujar Presiden Costa kepada Presiden Prabowo.
Baca juga: SWOT: Rahasia Sukses Bisnis Anda Terbongkar!
Artikel ini telah diparafrasekan dan dioptimalkan dengan elemen-elemen SEO agar lebih mudah ditemukan oleh pembaca di mesin pencari, serta dilengkapi dengan heading yang relevan untuk meningkatkan keterbacaan.
Penulis:Nazwatun nurul inayah