PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), yang lebih dikenal dengan nama Surge, mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan di semester pertama tahun 2025. Laba bersih perusahaan yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo ini mengalami lonjakan signifikan, mencatatkan kenaikan sebesar 153,62% year on year (yoy).
Baca Juga : Momen Sungkeman Maula Akbar dan Putri Karlina Usai Akad Nikah Bikin Haru Netizen
Pencapaian Laba Bersih yang Menakjubkan
Laba bersih Surge pada periode Januari hingga Juni 2025 tercatat sebesar Rp227,77 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang tercatat pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp89,8 miliar. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang luar biasa, dengan pertumbuhan laba yang sangat pesat.
Pendapatan Meningkat Signifikan
Dari sisi pendapatan, Surge membukukan total pendapatan sebesar Rp513,46 miliar, yang mengalami kenaikan 66,17% dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp309 miliar. Pendapatan ini didorong oleh kontribusi signifikan dari berbagai segmen usaha yang dimiliki oleh perusahaan.
Segmen-segmen Penyumbang Pendapatan Utama
Pendapatan Surge terutama didorong oleh segmen iklan yang mencatatkan Rp232,8 miliar, diikuti dengan segmen bandwidth yang mencapai Rp241,2 miliar. Selain itu, pendapatan dari sewa core tercatat sebesar Rp31,4 miliar. Segmen colocation dan managed telco service masing-masing menyumbang Rp1,15 miliar dan Rp7,5 miliar.
Perbaikan Beban Pokok Pendapatan
Surge berhasil memperbaiki beban pokok pendapatannya, yang tercatat sebesar Rp121,1 miliar di semester pertama 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan beban pokok pada periode yang sama di tahun 2024 yang mencapai Rp129,65 miliar, menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam operasional perusahaan.
Baca Juga : Rahasia Software Produktif: Tingkatkan Kinerja Tim Anda 10x Lipat!
Kinerja Positif pada Aset dan Liabilitas
Di sisi aset, posisi total aset Surge pada akhir semester pertama 2025 tercatat sebesar Rp5,25 triliun, meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2,9 triliun. Sementara itu, liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing tercatat sebesar Rp3,06 triliun dan Rp2,2 triliun.
Penulis : Tamtia Gusti Riana