Kedatangan Dua Investor Besar Meningkatkan Kepemilikan Saham SSIA
PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mengalami lonjakan harga saham yang signifikan dalam dua minggu terakhir, naik 54,84% sejak 4 Juli 2025. Kenaikan tersebut didorong oleh masuknya dua investor besar, PT Dwimuria Investama Andalan dan PT Chandra Asri Pasific Tbk. (TPIA).
Baca Juga : Momen Sungkeman Maula Akbar dan Putri Karlina Usai Akad Nikah Bikin Haru Netizen
Dwimuria Investama, yang merupakan bagian dari Djarum Group, dan TPIA, bagian dari Barito Group milik Prajogo Pangestu, keduanya melakukan pembelian saham SSIA.
Transaksi Besar dari Djarum Group
Pada 4 Juli 2025, Dwimuria Investama mengakuisisi 247.992.700 saham SSIA, yang setara dengan 5,27% dari total saham yang beredar. Dengan asumsi harga pada saat transaksi, Djarum Group diperkirakan menggelontorkan sekitar Rp 424 miliar. Pada 15 Juli 2025, Dwimuria kembali membeli 2.104.600 saham, menaikkan kepemilikan mereka menjadi 5,89%.
Prajogo Pangestu Masuk ke SSIA Lewat TPIA
Pada 15 Juli 2025, TPIA, yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu, membeli 284,85 juta saham SSIA atau sekitar 6,05% dari saham perusahaan. Diperkirakan, transaksi ini memerlukan dana sekitar Rp 780,48 miliar.
Kedua transaksi besar ini memicu lonjakan harga saham SSIA yang cukup tajam, dengan saham perusahaan naik sebesar 36,66% setelah masuknya Djarum Group dan 17,6% setelah TPIA melakukan akuisisi.
Kinerja Keuangan SSIA Masih Merugi, Tapi Meningkat Secara Bertahap
Meski mencatatkan kerugian bersih pada kuartal I 2025, PT Surya Semesta Internusa (SSIA) menunjukkan perbaikan kinerja. Laporan keuangan perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 21,7 miliar, meskipun lebih besar dibandingkan dengan rugi bersih Rp 14,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan SSIA sedikit menurun menjadi Rp 1,06 triliun dibandingkan Rp 1,09 triliun pada tahun sebelumnya. Meski begitu, beberapa pos pengeluaran menunjukkan perbaikan, seperti beban penjualan yang turun menjadi Rp 16,4 miliar. Sementara itu, laba usaha SSIA meningkat menjadi Rp 56,07 miliar, meskipun laba sebelum pajak sedikit menurun menjadi Rp 6,1 miliar.
Baca Juga : Software Wajib Punya untuk Freelancer: Kerja Cerdas, Hasil Dahsyat!
Posisi Keuangan SSIA yang Kuat dan Likuiditas Stabil
Meskipun mengalami kerugian, posisi likuiditas SSIA tetap kuat dengan kas sebesar Rp 2.196 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tetap stabil pada 12,6%, mendukung pertumbuhan dan stabilitas keuangan perusahaan ke depannya. Hingga kuartal I 2025, total aset SSIA tercatat sebesar Rp 10,74 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Rp 10,36 triliun pada akhir 2024.
Penulis : Tamtia Gusti Riana