Kreator konten dan pendiri Bittersweet by Najla, Ala Bisyir, baru-baru ini membagikan pengalamannya yang cukup mengejutkan ketika hendak membuat konten review tentang donat Pinkan Mambo. Kejadian ini berawal dari niat baik Ala untuk membantu mempromosikan produk baru milik penyanyi Pinkan Mambo, namun berakhir dengan permintaan fee yang tinggi dari pihak donat tersebut.
Baca juga: Sinopsis The Contractor (2022): Thriller Aksi Chris Pine Tentang Ujian Batas Kesetiaan
Awalnya Niat Membantu, Berakhir dengan Permintaan Bayar
Ala Bisyir, yang dikenal sebagai kreator konten dan pengusaha, awalnya hanya ingin membantu dengan mereview produk donat milik Pinkan Mambo. Dalam unggahannya di akun TikTok @ala.bisyir pada Jumat (18/7/2025), Ala menceritakan niat tulusnya untuk memberikan ulasan tentang produk baru tersebut.
“Saya pengin bantu review, kan baru jualan,” ujar Ala. Dalam usaha untuk mendapatkan donat tersebut, Ala meminta karyawannya untuk menghubungi admin dari donat Pinkan Mambo.
Namun, permintaan Ala untuk mendapatkan donat di hari yang sama tidak dapat dipenuhi oleh pihak donat. Setelah beberapa waktu mencoba, Ala akhirnya mengutarakan niatnya untuk tetap membuat konten dengan menggunakan donat tersebut.
Pesan Admin yang Mengejutkan: Harga Review Donat Rp 10 Juta
Setelah beberapa percakapan, Ala akhirnya diberitahu oleh pihak admin donat Pinkan Mambo bahwa untuk melakukan review produk, mereka meminta pembayaran sebesar Rp 10 juta per jam.
“Terus aku bilang, ‘coba bilangin, mau aku kasih konten review,'” ucap Ala. Tanpa diduga, pihak admin menjelaskan bahwa untuk membuat review produk, harus ada biaya yang harus dibayar.
“Dia jawab enggak bisa, review beda harganya,” ujar Ala sambil menunjukkan pesan dari admin tersebut yang membuatnya merasa terkejut.
Ala pun menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk membeli donat, bukan untuk membayar biaya review. Namun, pihak admin tetap bersikeras bahwa harga untuk review produk memang berbeda.
Ala Kecewa dan Memutuskan Tidak Melanjutkan Pembelian
Meskipun ingin sekali mencoba donat Pinkan, Ala merasa kebingungannya semakin bertambah dengan ketidakjelasan tersebut. “Aku bilang, ‘aku mau beli donatnya aja, donatnya kak yang mau aku review,'” tutur Ala, menegaskan bahwa dia tidak menginginkan lebih dari sekadar membeli produk untuk ulasan pribadi.
Setelah mencoba bernegosiasi, Ala akhirnya menyerah dan memutuskan untuk membuat donat sendiri. “Pengin banget donat Pinkan, akhirnya aku bikin sendiri,” ucapnya sambil menunjukkan donat buatannya. Ia berharap di masa depan bisa membeli donat tersebut tanpa harus membayar fee untuk review.
Donat Pinkan Mambo Jadi Perbincangan Netizen
Donat Pinkan Mambo belakangan memang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Beberapa pengguna menilai kemasan awal dari donat tersebut kurang menarik, meskipun sudah ada perbaikan. Selain itu, tekstur donat yang disebut lebih mirip odading menjadi bahan perbincangan lain.
Pinkan sendiri sempat memberikan klarifikasi mengenai donat buatannya. “Kagak lihat YouTube, ada yang namanya donat cair,” ujar Pinkan. Ia menjelaskan bahwa produk donat yang dia buat memang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan donat pada umumnya.
Mendapatkan Respons Positif dan Negatif di Media Sosial
Bagi beberapa orang, donat Pinkan Mambo mungkin masih terdengar asing. Namun, media sosial dan ulasan dari konsumen dapat sangat mempengaruhi popularitas produk. Setelah kejadian ini, banyak orang yang penasaran ingin mencoba donat Pinkan meskipun kontroversi mengenai biaya untuk review mengundang perhatian.
Seiring dengan berjalannya waktu, mungkin donat Pinkan akan semakin dikenal oleh masyarakat, namun, akan tetap menarik untuk melihat bagaimana pengaruh keputusan tentang biaya review ini terhadap citra produk tersebut di masa depan.
Kontroversi Biaya Review dan Reaksi Konsumen
Kasus Ala Bisyir dan donat Pinkan Mambo mengingatkan kita tentang pentingnya transparansi dalam berbisnis, terutama dalam hal promosi dan review produk. Dalam dunia bisnis dan pemasaran, sebuah ulasan atau review dapat memberikan dampak besar terhadap persepsi konsumen. Namun, bagaimana cara produk dan penyedia layanan menangani permintaan semacam ini juga sangat memengaruhi reputasi mereka di mata pelanggan.
Penulis: Fiska Anggraini