Evaluasi Menyeluruh Agar Program Sekolah Rakyat Tepat Sasaran
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Alimudin Kolatlena, baru-baru ini menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program Sekolah Rakyat. Alimudin menekankan bahwa program ini harus mampu memutus rantai kemiskinan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang hidup dalam kondisi miskin ekstrem. Menurutnya, untuk mencapai tujuan tersebut, program ini harus melibatkan validasi data yang ketat dan akurat agar bisa tepat sasaran.
Baca juga: Patricio Matricardi Siap Hadapi Latihan Berat di Pemusatan Latihan Persib di Thailand
Alimudin, yang baru-baru ini mengunjungi Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta, Jawa Tengah, mengungkapkan apresiasinya terhadap kualitas infrastruktur yang ada di sekolah tersebut. Namun, ia juga mencatat beberapa kekurangan yang perlu segera diperbaiki, seperti ketersediaan fasilitas komputer yang masih terbatas.
Kualitas Infrastruktur Sekolah dan Kebutuhan Sarana Belajar
Dalam kunjungan tersebut, Alimudin menilai bahwa infrastruktur asrama di Sekolah Rakyat sudah cukup representatif. Meskipun demikian, ia menyoroti beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, terutama fasilitas komputer yang belum tersedia di sekolah tersebut. Hal ini penting agar siswa bisa belajar dengan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi.
“Sekolah ini sudah cukup baik, tapi masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Salah satunya adalah fasilitas komputer, yang harus segera dilengkapi,” ujar Alimudin kepada wartawan, Jumat (18/7/2025).
Alimudin juga menyatakan bahwa Komisi VIII DPR RI akan terus mendorong Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memenuhi kebutuhan sarana belajar di Sekolah Rakyat, agar program ini dapat berfungsi secara maksimal dan memberikan manfaat nyata bagi para siswa.
Validasi Data Penerima Manfaat untuk Memastikan Program Tepat Sasaran
Alimudin mengingatkan bahwa salah satu kunci keberhasilan program Sekolah Rakyat adalah validasi data penerima manfaat. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa siswa yang diterima benar-benar berasal dari keluarga miskin ekstrem, sesuai dengan kategori Desil 1 dan 2 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Kita harus pastikan bahwa penerima manfaat adalah keluarga yang benar-benar membutuhkan. Jangan sampai program ini disalahgunakan oleh keluarga yang sudah mapan,” ungkap Alimudin.
Proses seleksi yang ketat dan transparan menjadi hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa program ini tepat sasaran. Alimudin juga mengingatkan bahwa keterbatasan kuota yang tersedia tidak sebanding dengan besarnya jumlah keluarga miskin di Indonesia, sehingga diperlukan seleksi yang sangat cermat.
Optimisme Terhadap Masa Depan Sekolah Rakyat
Meski mencatat beberapa kekurangan, Alimudin tetap optimis terhadap masa depan program Sekolah Rakyat. Ia percaya bahwa dengan pengelolaan yang baik, program ini dapat memberikan solusi konkret bagi mobilitas sosial vertikal anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Alimudin berharap agar Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi program simbolik, tetapi menjadi langkah nyata untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan memasuki dunia kerja.
Baca juga: Rahasia Software Produktif: Tingkatkan Kinerja Tim Anda 10x Lipat!
“Jika ada yang ingin kuliah, beri mereka beasiswa. Kalau ingin langsung bekerja, bantu mereka dengan fasilitas lapangan kerja. Harapan kita, lulusan Sekolah Rakyat akan menjadi insan yang tangguh dan berguna bagi bangsa,” ujarnya.
Dengan adanya program ini, Alimudin berharap Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi yang membuka peluang bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem untuk meraih cita-cita dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Penulis: Kayla Maharani