Asyraf Wajdi memperingatkan agar tidak menganggap bullying sebagai lelucon yang tidak berbahaya di sekolah asrama, dan mengajak siswa untuk memutus siklus tersebut

Asyraf Wajdi memperingatkan agar tidak menganggap bullying sebagai lelucon yang tidak berbahaya di sekolah asrama, dan mengajak siswa untuk memutus siklus tersebut

Ketua Majlis Amanah Rakyat (Mara), Datuk Asyraf Wajdi Dusuki, mengingatkan masyarakat agar tidak lagi memandang perundungan (bullying) di sekolah asrama sebagai candaan yang tidak berbahaya. Ia menegaskan bahwa praktik ini merupakan kejahatan yang perlu diberantas secara serius.

baca Juga:Sukses dari TBSM: Inspirasi Kisah Lulusan Jadi Pengusaha!

Budaya Bullying Harus Dihapus dari Lingkungan Pendidikan

Asyraf menyoroti pentingnya menghentikan budaya normalisasi terhadap perundungan yang masih sering dianggap sebagai “tradisi” atau bentuk keisengan di kalangan pelajar. Ia menyatakan bahwa pelaku perundungan, siapapun mereka, harus menerima sanksi tegas dan tanpa kompromi.

Tragedi Zara Qairina Jadi Panggilan Serius

Pernyataan ini disampaikan menyusul kasus meninggalnya siswi kelas satu bernama Zara Qairina di sebuah sekolah menengah agama di Sabah. Kasus tersebut diduga terkait perundungan dan menjadi sorotan publik.

Butuh Pendekatan Holistik untuk Tangani Bullying

Asyraf menyerukan perlunya inisiatif anti-perundungan yang komprehensif dan melibatkan semua pihak—guru, petugas keamanan, administrator sekolah, orang tua, serta para siswa.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua untuk secara aktif memantau kondisi anak dan segera melaporkan bila ditemukan indikasi perundungan kepada pihak sekolah atau asrama.

Siswa Wajib Melawan dan Melaporkan Perundungan

Dalam kunjungan ke berbagai Madrasah Sains Mara (MRSM), Asyraf rutin mengingatkan siswa untuk tidak takut melawan perundungan. Ia mengajak seluruh pelajar agar berani melaporkan setiap tindakan kekerasan atau ejekan yang diterima.

“Tak seorang pun boleh takut untuk melaporkan tindakan bullying, apapun bentuknya dan siapapun pelakunya,” ujarnya.

Ia juga menyoroti julukan-julukan merendahkan seperti “Mat Pot”, “Jibam”, atau “Poyo” yang sering digunakan untuk merundung, harus dihentikan.

Kepala Sekolah Dilarang Tutupi Kasus Perundungan

Asyraf dengan tegas memperingatkan seluruh kepala sekolah MRSM untuk tidak menyembunyikan kasus perundungan. Ia menegaskan bahwa tindakan disiplin akan diberikan kepada pihak administrasi yang mencoba menutupi insiden semacam ini.

baca Juga:Usung Wastra Aksara Batik Cap Lampung, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Raih Pendanaan P2MW

Pemerintah Telah Lakukan Penyelidikan

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek telah mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan atas insiden jatuhnya seorang siswa dari lantai tiga asrama SMKA Tun Datu Mustafa Limauan, Sabah, yang diduga berkaitan dengan perundungan.

penulis:Dafa Aditya.f

More From Author

Hulk mencetak dua gol lewat tendangan bebas melawan Palmeiras asuhan Abel: saksikan gol-golnya

Menyelami Dunia Bawah Laut di Singapore Oceanarium: Destinasi Keluarga Seru di Sentosa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories