Inovasi Energi Masa Depan: Nuklir untuk Serap Emisi Karbon
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan terobosan teknologi carbon netting berbasis energi nuklir sebagai salah satu solusi strategis menuju net zero emission. Teknologi ini diharapkan menjadi bagian penting dalam upaya Indonesia mengurangi emisi karbon secara signifikan, seiring meningkatnya tekanan global terhadap isu perubahan iklim.
Baca juga: CPU Lambat? Cek Komponen Penting Ini Sekarang Juga
Carbon netting atau jaring karbon adalah pendekatan baru yang tidak hanya menekan emisi karbon dari sumbernya, tetapi juga menyerap dan mengolah karbon dioksida (CO₂) yang sudah terlanjur dilepaskan ke atmosfer. Melalui dukungan teknologi nuklir, proses ini diklaim bisa dilakukan dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
Nuklir untuk Lingkungan: Bukan Sekadar Energi
Berbeda dari pemanfaatan konvensional yang berfokus pada pembangkitan listrik, teknologi nuklir yang dikembangkan BRIN ini diarahkan untuk membantu dekarbonisasi di sektor industri dan energi. Dengan memanfaatkan reaktor generasi baru berdaya kecil (small modular reactors/SMR), energi panas yang dihasilkan akan digunakan dalam proses kimia untuk menangkap karbon di udara atau dari sumber buangan industri.
Menurut peneliti BRIN, reaktor nuklir memiliki potensi besar karena bisa menyediakan energi panas yang stabil tanpa menghasilkan emisi karbon langsung. Energi ini bisa dimanfaatkan dalam berbagai proses industri ramah lingkungan, seperti produksi hidrogen hijau, sintesis bahan bakar sintetis, hingga pengolahan karbon dioksida menjadi bahan baku bernilai ekonomi.
Strategi Jangka Panjang Menuju Net Zero Emission
Pengembangan teknologi carbon netting nuklir ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang BRIN untuk membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. BRIN melihat potensi besar energi nuklir tidak hanya untuk menjawab kebutuhan energi bersih, tetapi juga sebagai alat penting untuk menghapus jejak karbon secara aktif.
Dalam kerangka riset yang tengah dikembangkan, BRIN juga menjajaki kolaborasi dengan mitra internasional untuk mempercepat transfer teknologi dan standardisasi keselamatan nuklir yang ramah lingkungan. Di sisi lain, kesiapan regulasi dan infrastruktur juga menjadi perhatian utama agar pemanfaatan nuklir di bidang carbon netting bisa dilakukan secara aman dan efisien.
Tantangan dan Harapan: Edukasi Publik Jadi Kunci
Meski menjanjikan, teknologi ini juga dihadapkan pada tantangan besar, khususnya terkait persepsi publik terhadap nuklir yang masih identik dengan risiko. Oleh karena itu, BRIN menekankan pentingnya edukasi masyarakat secara terbuka dan transparan mengenai manfaat dan keamanan teknologi nuklir modern yang lebih kecil, tertutup, dan terkendali.
Penggunaan energi nuklir dalam agenda lingkungan menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk membuktikan komitmennya di panggung global dalam menanggulangi krisis iklim secara inovatif dan ilmiah.
Baca juga: Usung Wastra Aksara Batik Cap Lampung, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Raih Pendanaan P2MW
Kesimpulan: Masa Depan Energi Bersih Ada di Nuklir dan Inovasi
Teknologi carbon netting berbasis nuklir yang dikembangkan BRIN berpotensi menjadi game changer dalam upaya dekarbonisasi nasional. Inovasi ini tidak hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang siap dengan solusi ilmiah untuk tantangan iklim masa depan.
Penulis: Indra