Membawa AI ke dalam kelas

Seiring perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI) semakin dilirik sebagai bagian penting dari kurikulum pendidikan global. Di Malaysia, Kementerian Pendidikan telah merancang strategi untuk memperkenalkan AI di tingkat sekolah dasar mulai tahun 2027.

Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek mengungkapkan bahwa siswa akan mempelajari dasar-dasar AI melalui mata pelajaran teknologi baru dan digital. Pemahaman lebih lanjut akan dilanjutkan di jenjang menengah dalam mata pelajaran seperti ilmu komputer, TIK, serta desain dan teknologi.

Langkah ini merupakan bagian dari visi besar Malaysia dalam menyiapkan generasi muda yang tanggap terhadap teknologi masa depan dan mendorong inklusi digital sejak dini.

Baca Juga : Jennifer Coppen Rayakan Ulang Tahun ke-24 di Belanda Bersama Keluarga Justin Hubner

10.000 Sekolah Siap Dilengkapi Papan Pintar

Sebagai dukungan infrastruktur, pemerintah Malaysia menargetkan 10.000 sekolah akan dilengkapi dengan papan pintar pada 2027. Fadhlina menegaskan bahwa perangkat ini akan membantu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan meningkatkan keterampilan digital siswa.

Bahkan, beberapa sekolah percontohan telah menggunakan platform berbasis AI untuk mendeteksi risiko putus sekolah dan menyediakan solusi yang dipersonalisasi bagi siswa. Teknologi ini diharapkan dapat mengubah pendekatan pendidikan menjadi lebih responsif dan adaptif.

PM Malaysia: AI Harus Dikuasai Sejak Dini

Perdana Menteri Anwar Ibrahim mendukung penuh integrasi AI dalam pendidikan. Ia menyatakan bahwa AI adalah teknologi masa depan yang perlu dikuasai generasi muda mulai dari tingkat dasar. Ia juga menyoroti pentingnya keberadaan fakultas dan departemen AI di setiap universitas di Malaysia sebagai pilar utama dalam membangun ekosistem AI nasional.

Dunia Tak Ketinggalan: AI Masuk Kurikulum Global

Uni Emirat Arab: Dari TK hingga SMA Belajar AI

UAE mengumumkan bahwa seluruh siswa dari taman kanak-kanak hingga kelas 12 akan belajar AI mulai tahun ini. Kurikulum mencakup kesadaran etika, pemahaman teknis, serta aplikasi nyata AI. Para siswa juga akan diajarkan membuat sistem AI sederhana dan menganalisis dampak sosial dari teknologi tersebut.

Indonesia: AI dan Coding Jadi Pilihan Kurikulum Baru

Indonesia juga bergerak maju. Mulai tahun ini, AI dan pemrograman (coding) akan menjadi mata pelajaran pilihan di lebih dari 50.000 sekolah negeri. Pemerintah telah melatih guru serta menyediakan pedoman dan hasil belajar agar implementasi AI berjalan sistematis dan terukur.

Tiongkok: AI Diwajibkan dalam Jam Belajar Siswa

Di Tiongkok, AI akan diajarkan mulai September 2025 dengan minimal delapan jam pelajaran per tahun. Pengajaran AI tidak hanya dalam kelas formal, tetapi juga diperluas ke kegiatan klub, tugas proyek, dan riset pelajar. Pemerintah juga meluncurkan pelatihan nasional untuk kepala sekolah dan pejabat pendidikan dalam memahami serta menerapkan AI secara etis dan aman.

Estonia: Akses AI Gratis untuk 20.000 Siswa SMA

Estonia meluncurkan inisiatif AI Leap, yang memungkinkan 20.000 siswa SMA mendapat akses gratis ke alat belajar AI. Pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan teknologi besar seperti OpenAI dan Anthropic. Fokus utama Estonia adalah menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan literasi teknologi, bukan sekadar penggunaan teknologi.

Amerika Serikat: AI Masuk Agenda Nasional

Mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada April 2025 untuk mempercepat integrasi AI dalam sistem pendidikan K-12. Perintah ini membentuk Satuan Tugas Gedung Putih untuk Pendidikan AI, yang bertugas mengembangkan tantangan dan kemitraan guna memperluas sumber daya AI ke seluruh sekolah.

Tantangan dan Waspada: AI Harus Diperkenalkan dengan Bijak

Meskipun tren global bergerak cepat, para ahli menekankan pentingnya kehati-hatian. Pathmanathan Muniandy dari Asosiasi IoT Malaysia menyebut bahwa AI harus diintegrasikan secara terukur ke dalam kurikulum yang ada, bukan sebagai beban baru.

“AI bisa menginspirasi kreativitas, tapi jika diperkenalkan terlalu dini tanpa arah yang jelas, bisa berujung pada ketergantungan,” ujarnya. Ia menyarankan agar AI diajarkan lewat konteks nyata dalam pelajaran Matematika, Sains, dan Teknologi.

Hal serupa disampaikan oleh Iradat Wirid, peneliti transformasi digital dari Universitas Gadjah Mada. Ia menyarankan agar pelajar dibekali terlebih dahulu dengan logika, etika, dan literasi digital, agar AI tidak hanya menjadi alat otomatisasi, tapi sarana untuk berpikir kritis dan reflektif.

Baca juga : Pelanggan Betah? Terapkan Teknik Digital Marketing Ini

Menuju Masa Depan Pendidikan Berbasis AI

AI di ruang kelas bukan lagi sekadar wacana futuristik. Dari Malaysia hingga Amerika Serikat, dunia tengah berlomba menyiapkan generasi baru yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga memahami, mengkritisi, dan menciptakan inovasi baru yang berdampak bagi masyarakat.

Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada desain kurikulum yang bijak, kesiapan guru, infrastruktur teknologi, dan dukungan ekosistem yang mendorong pembelajaran kolaboratif dan etis.

Penulis : Anggun novalia

More From Author

Mengenal Project Kuiper Amazon: Pesaing Baru Starlink untuk Internet Satelit

Mengenal Project Kuiper Amazon: Pesaing Baru Starlink untuk Internet Satelit

Melihat Embun Es di Dieng: Datang Sebelum Matahari Terbit dan Pakai Baju Hangat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories