Aksi penyampaian aspirasi oleh para pengemudi ojek online (ojol) kembali digelar di kawasan Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat. Untuk menjaga kelancaran dan ketertiban, sebanyak 1.632 personel gabungan dikerahkan oleh pihak kepolisian.
Personel tersebut berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan jajaran Polsek setempat. Pengamanan dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar unjuk rasa berlangsung damai, aman, dan tanpa gangguan lalu lintas yang berarti.
baca juga:Marcus Rashford Mendarat di Barcelona, Gaji Tak Sampai Setengah Yamal
Bagaimana Polri Menyiapkan Pengamanan Aksi Ojol?
Langkah pengamanan dimulai dengan apel dan Tactical Wall Game (TWG) di kawasan Pospol Merdeka Barat. Apel dipimpin langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro. Dalam arahannya, Kapolres menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan kedamaian selama aksi berlangsung.
“Kami imbau rekan-rekan ojol untuk menyampaikan pendapat dengan cara santun, tidak melakukan provokasi, serta tidak melawan petugas,” ujar Kombes Pol Susatyo.
Apakah Petugas Dilengkapi Senjata Api?
Dalam pengamanan ini, Kombes Pol Susatyo memastikan bahwa personel tidak dibekali senjata api. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang kondusif serta menjaga kepercayaan antara aparat dan masyarakat.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh petugas yang ditugaskan akan bersikap humanis, profesional, dan tetap tegas dalam menjalankan tanggung jawab.
“Kami hadir bukan untuk menekan, melainkan memastikan seluruh kegiatan berlangsung dengan aman dan tertib,” tambahnya.
Bagaimana Dampaknya Terhadap Lalu Lintas?
Pihak kepolisian juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar menghindari area Silang Selatan Monas selama aksi berlangsung. Penggunaan jalur alternatif sangat dianjurkan untuk mengurangi potensi kemacetan yang mungkin terjadi akibat konsentrasi massa di lokasi aksi.
baca juga:Mengenal Ancaman Malware: Dampaknya dan Cara Mencegahnya
Komitmen Polri: Aman, Tertib, dan Humanis
Dengan jumlah personel yang cukup besar dan strategi pengamanan yang matang, Polri menunjukkan komitmen kuat untuk mengawal hak demokrasi warga tanpa mengorbankan ketertiban umum.
Unjuk rasa adalah hak setiap warga negara, namun tetap harus dilaksanakan dengan memperhatikan aturan yang berlaku. Kolaborasi antara peserta aksi dan aparat menjadi kunci utama terciptanya suasana kondusif.
penulis: Dena Triana
