China dan India sebagai dua negara importir batubara terbesar di dunia kini mulai lebih selektif memilih batubara dengan kalori tinggi. Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan efisiensi energi sekaligus menekan emisi karbon. Meski demikian, peluang ekspor bagi produsen batubara Indonesia belum tertutup, terutama untuk emiten yang memproduksi batubara kalori tinggi seperti ITMG, HRUM, dan BUMI.
baca juga:Bank Indonesia Akan Luncurkan Payment ID untuk Pantau Transaksi Keuangan Masyarakat
Tren Permintaan Batubara di China dan India
Kedua negara besar ini memangkas permintaan batubara kalori rendah demi menjaga standar kualitas dan keberlanjutan lingkungan. Pengetatan standar ini membuat pasar menjadi lebih selektif, mengeliminasi produsen batubara kalori rendah secara perlahan. Namun, bagi emiten Indonesia yang fokus pada produk kalori tinggi, peluang tetap terbuka lebar.
Kinerja Ekspor Emiten Batu Bara Indonesia
Data penjualan sepanjang tahun 2024 menunjukkan tren positif:
- ITMG dan BUMI mencatat kenaikan ekspor ke pasar China dan India.
- HRUM tetap mempertahankan pangsa pasar di Asia Timur dengan kualitas batubara yang relevan.
Hal ini menunjukkan bahwa meski seleksi pembeli semakin ketat, emiten-emiten dengan produk berkalori tinggi masih diminati dan memiliki daya saing kuat di pasar global.
Siapa Emiten Batu Bara yang Paling Siap Menghadapi Tantangan Pasar Global?
Dalam situasi pasar yang semakin kompetitif dan selektif, perusahaan seperti ITMG, HRUM, dan BUMI menunjukkan kesiapan dan daya tahan yang lebih baik. Fokus pada produksi batubara kalori tinggi menjadi keunggulan yang memungkinkan mereka bertahan dan tumbuh.
Penulis: Dena Triana