Eduardo Bolsonaro, putra mantan presiden Jair Bolsonaro, mengkritik keras tindakan Hakim Alexandre de Moraes dari Mahkamah Agung Brasil yang memerintahkan pembekuan aset dan rekeningnya. Menurut Eduardo, tindakan ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang mencerminkan perilaku diktator.
Baca juga: Pengamanan Aksi Ojol di Silang Selatan Monas: 1.632 Polisi Dikerahkan untuk Pastikan Keamanan
Tuduhan Eduardo Bolsonaro Terhadap Hakim Moraes
Eduardo Bolsonaro, yang juga merupakan anggota kongres Brasil, menanggapi keputusan pembekuan tersebut dengan penuh kecaman. Ia menyebut keputusan itu sebagai “sewenang-wenang dan kriminal” dan menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan membuatnya mundur. Eduardo menegaskan bahwa meskipun ada ancaman hukum, ia tidak akan terintimidasi dan akan terus memperjuangkan hak ayahnya.
“Jika dia pikir ini akan membuatku berhenti, aku tegaskan: aku tidak akan terintimidasi, dan aku tidak akan dibungkam,” kata Eduardo Bolsonaro.
Latar Belakang Pembekuan Aset Eduardo Bolsonaro
Keputusan pembekuan aset dan rekening tersebut dikeluarkan oleh Hakim Alexandre de Moraes sebagai bagian dari penyelidikan terhadap Eduardo Bolsonaro yang sedang berada di Washington, DC untuk menggalang dukungan bagi ayahnya. Moraes, yang sedang mengawasi kasus terkait dugaan perencanaan kudeta oleh Jair Bolsonaro untuk membatalkan hasil pemilu 2022, juga telah mengambil langkah-langkah hukum terhadap mantan presiden tersebut.
Moraes Perintahkan Pembekuan Aset dan Pembatasan Media Sosial
Pada hari Senin, Hakim Alexandre de Moraes mengeluarkan putusan terpisah yang memperingatkan bahwa jika Jair Bolsonaro tidak mematuhi perintah pengadilan mengenai penggunaan media sosial, ia dapat menghadapi penangkapan. Moraes sebelumnya juga memerintahkan mantan presiden Brasil untuk mengenakan gelang kaki dan melarangnya berbicara di media sosial setelah adanya dugaan percakapan dengan pihak luar yang melibatkan campur tangan dalam proses pemilu.
Tindakan Hukum Terhadap Bolsonaro: Ancaman Penangkapan
Dalam sebuah laporan oleh G1, Moraes memberikan waktu 24 jam kepada pengacara Bolsonaro untuk memberikan klarifikasi mengenai dugaan pelanggaran terhadap pembatasan media sosial yang diterapkan kepadanya. Jika pengacara Bolsonaro tidak dapat memberikan alasan yang cukup, maka kemungkinan penangkapan terhadap mantan presiden akan segera dilakukan.
Reaksi Bolsonaro Terhadap Pembatasan Media Sosial
Jair Bolsonaro menanggapi langkah pengadilan tersebut dengan menyebutnya sebagai “kepengecutan”. Ia menegaskan bahwa meskipun ada pembatasan terhadap penggunaan media sosialnya, ia bertekad untuk terus berbicara dengan pers guna memastikan suaranya tetap terdengar di mata publik.
Baca juga: Digital Marketing: Solusi Cerdas Tingkatkan Omzet Harian
“Saya tidak akan diam, saya akan terus berbicara meskipun ada tekanan dari pengadilan,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.
Kontroversi dan Dampak Politik di Brasil
Tindakan pengadilan terhadap Eduardo Bolsonaro dan Jair Bolsonaro menambah ketegangan politik di Brasil. Pembekuan aset dan pembatasan media sosial semakin memperburuk citra politik mantan presiden Brasil dan keluarganya. Sementara itu, ketegangan ini juga berdampak pada hubungan internasional Brasil, terutama dengan Amerika Serikat yang menunjukkan dukungan terhadap Bolsonaro.
Penulis: Nazwatun nurul inayah