Hari Emoji Sedunia: Sains menunjukkan penggunaan simbol-simbol kecil ini membuat Anda lebih disukai

Hari Emoji Sedunia: Sains menunjukkan penggunaan simbol-simbol kecil ini membuat Anda lebih disukai

Hari Emoji Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Juli setiap tahun, merayakan dampak signifikan emoji dalam komunikasi digital. Emoji yang sederhana namun penuh makna kini telah menjadi bagian penting dalam percakapan digital sehari-hari, dan penggunaan simbol-simbol kecil ini terbukti memberikan efek positif dalam hubungan sosial.

baca juga:Apakah HUT RI 2025 Ada Cuti Bersama? Simak Jadwal Resmi Libur Nasional

Sejarah dan Asal Usul Emoji

Emoji pertama kali diciptakan pada tahun 1999 oleh Shigetaka Kurita, seorang desainer asal Jepang. Tujuan awalnya adalah untuk menambahkan emosi dan ekspresi pada pesan digital dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Set pertama emoji hanya terdiri dari 176 simbol, yang kemudian menjadi sangat populer di Jepang sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Saat ini, emoji telah berkembang pesat. Standar Unicode mencakup 3.790 emoji, termasuk varian warna kulit, gender, bendera, dan simbol gabungan. Pada September 2024, daftar emoji yang baru akan semakin bertambah dengan lebih dari 164 kandidat emoji, yang bisa meningkatkan jumlah total emoji menjadi 3.954 setelah disetujui oleh Konsorsium Unicode pada September 2025. Beberapa ikon baru yang diajukan antara lain pohon gundul, wajah dengan kantung mata, dan harpa.


Emoji Membantu Komunikasi Lebih Ramah dan Disukai

Selain memberi ekspresi visual, emoji ternyata memiliki pengaruh besar pada cara orang berinteraksi. Studi terbaru dari PLOS ONE menunjukkan bahwa penggunaan emoji dalam pesan digital dapat membuat Anda tampak lebih ramah dan disukai. Pengguna yang menambahkan emoji dalam komunikasi mereka dianggap lebih responsif, meningkatkan rasa kedekatan, kepuasan hubungan, dan rasa disukai dibandingkan dengan hanya mengirim pesan teks tanpa emoji.

“Emoji membantu menyampaikan makna emosional yang seringkali hilang dalam pesan teks biasa,” kata Dr. Helen Riess, profesor psikiatri di Harvard Medical School. Dr. Riess menambahkan bahwa emoji dapat mengurangi kesalahpahaman yang sering muncul dalam komunikasi digital.


Emoji yang Semakin Cerdas dan Ekspresif

Dengan perkembangan teknologi, emoji kini semakin canggih dan ekspresif. Perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Telegram telah bereksperimen dengan emoji 3D dan animasi, seperti Animoji milik Apple, yang menghadirkan lebih banyak gerakan dan emosi dalam pesan.

Namun, emoji tidak hanya untuk menambah kesenangan dalam percakapan, tetapi juga dapat memiliki peran dalam meredakan ketegangan di dunia maya. Misalnya, Google Perspective API berfungsi untuk menandai bahasa yang tidak pantas dan menyarankan penggunaan emoji untuk melembutkan suasana dalam percakapan online.

“Emoji yang digunakan dengan bijak bisa bertindak seperti rambu berhenti,” ujar Dr. Riess. “Mereka dapat menghentikan orang yang marah dan menyadarkan mereka bahwa kata-kata mereka bisa menyakiti perasaan orang lain.”

baca juga:Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Yuseano Kardiansyah Terpilih Laboratorium Penerjemah Sastra Kementerian Kebudayaan

Emoji Game dari Apple News+ Untuk Merayakan Hari Emoji Sedunia

Sebagai bagian dari perayaan Hari Emoji Sedunia, Apple News+ meluncurkan Emoji Game, sebuah teka-teki digital yang menantang pemain untuk menggunakan emoji untuk menyelesaikan tiga frasa pendek. Permainan ini dirancang untuk memberikan hiburan sekaligus memperkenalkan cara baru untuk berinteraksi dengan emoji. Teka-teki ini dapat ditemukan di bagian Teka-teki dalam aplikasi Apple News, dan tersedia untuk pelanggan Apple News+ di Amerika Serikat dan Kanada.

penulis:dafa aditiya.f

More From Author

Jadwal Sholat Cirebon Hari Ini, Senin 21 Juli 2025

Filipina Kalahkan Brunei 2-0, Buka Peluang ke Semifinal Piala AFF U-23 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories