Kemitraan Strategis ENRG dan Japex Tingkatkan Nilai Investasi
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) diproyeksikan mencatat pertumbuhan laba bersih tahunan gabungan (CAGR) sebesar 22% pada periode 2006 hingga 2031, berkat ekspansi agresif dan kemitraan strategis dengan perusahaan Jepang, Japan Petroleum Exploration Co., Ltd (Japex).
Menurut laporan Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), kemitraan ini melibatkan transaksi pembelian saham di dua blok migas milik ENRG, yakni Blok Kangean dan Blok Gebang.
baca juga :Putri KW Akui Inkonsistensi Jadi Penghalang di Turnamen Elite Dunia
Akuisisi Blok Migas Strategis Perkuat Posisi ENRG
Dalam perjanjian tersebut, Japex membeli 25% saham di Blok Kangean dan 50% di Blok Gebang. Setelah akuisisi, seluruh kepemilikan saham di kedua blok kini berada di bawah kendali ENRG.
Blok Kangean, sebagai pemasok gas terbesar kedua bagi ENRG, diproyeksikan meningkatkan produksi menjadi 324 million standard cubic feet per day (mmscfd) pada tahun 2031, seiring dengan rencana pengeboran 15 sumur baru.
Sementara itu, divestasi sebagian saham di Blok Gebang dipandang sebagai langkah efisiensi modal, namun ENRG tetap mempertahankan eksposur atas cadangan gas sebesar 874 billion cubic feet (bcf), dengan produksi awal direncanakan pada 2027 dan potensi peningkatan produksi hingga tiga kali lipat pada 2035.
Proyeksi Kinerja: Produksi Migas dan Pendapatan Melonjak
Samuel Sekuritas memprediksi pertumbuhan produksi migas ENRG mencapai:
- CAGR 2,9% (2026)
- CAGR 24,8% (2031)
Sementara itu, pendapatan diperkirakan tumbuh sebesar 18% pada periode yang sama. Ini mengindikasikan fundamental bisnis ENRG yang semakin kuat di sektor energi migas.
Rights Issue ENRG: Targetkan Dana Rp 595,7 Miliar
Untuk mendukung ekspansi bisnis, ENRG berencana menggelar aksi korporasi berupa non-preemptive rights issue (NPRI) dengan melepas 2,5 miliar saham baru. Target dana yang ingin dihimpun mencapai sekitar Rp 595,7 miliar.
Sebanyak 70% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk PT Imbang Tata Alam, anak usaha ENRG yang menguasai 100% hak partisipasi di Blok Malacca Strait, salah satu aset minyak terbesar yang dimiliki perseroan.
Akuisisi Blok Migas Strategis Perkuat Posisi ENRG
Dalam perjanjian tersebut, Japex membeli 25% saham di Blok Kangean dan 50% di Blok Gebang. Setelah akuisisi, seluruh kepemilikan saham di kedua blok kini berada di bawah kendali ENRG.
Blok Kangean, sebagai pemasok gas terbesar kedua bagi ENRG, diproyeksikan meningkatkan produksi menjadi 324 million standard cubic feet per day (mmscfd) pada tahun 2031, seiring dengan rencana pengeboran 15 sumur baru.
Sementara itu, divestasi sebagian saham di Blok Gebang dipandang sebagai langkah efisiensi modal, namun ENRG tetap mempertahankan eksposur atas cadangan gas sebesar 874 billion cubic feet (bcf), dengan produksi awal direncanakan pada 2027 dan potensi peningkatan produksi hingga tiga kali lipat pada 2035.
Proyeksi Kinerja: Produksi Migas dan Pendapatan Melonjak
Samuel Sekuritas memprediksi pertumbuhan produksi migas ENRG mencapai:
- CAGR 2,9% (2026)
- CAGR 24,8% (2031)
Sementara itu, pendapatan diperkirakan tumbuh sebesar 18% pada periode yang sama. Ini mengindikasikan fundamental bisnis ENRG yang semakin kuat di sektor energi migas.
Rights Issue ENRG: Targetkan Dana Rp 595,7 Miliar
Untuk mendukung ekspansi bisnis, ENRG berencana menggelar aksi korporasi berupa non-preemptive rights issue (NPRI) dengan melepas 2,5 miliar saham baru. Target dana yang ingin dihimpun mencapai sekitar Rp 595,7 miliar.
Sebanyak 70% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk PT Imbang Tata Alam, anak usaha ENRG yang menguasai 100% hak partisipasi di Blok Malacca Strait, salah satu aset minyak terbesar yang dimiliki perseroan.
Akuisisi Blok Migas Strategis Perkuat Posisi ENRG
Dalam perjanjian tersebut, Japex membeli 25% saham di Blok Kangean dan 50% di Blok Gebang. Setelah akuisisi, seluruh kepemilikan saham di kedua blok kini berada di bawah kendali ENRG.
Blok Kangean, sebagai pemasok gas terbesar kedua bagi ENRG, diproyeksikan meningkatkan produksi menjadi 324 million standard cubic feet per day (mmscfd) pada tahun 2031, seiring dengan rencana pengeboran 15 sumur baru.
Sementara itu, divestasi sebagian saham di Blok Gebang dipandang sebagai langkah efisiensi modal, namun ENRG tetap mempertahankan eksposur atas cadangan gas sebesar 874 billion cubic feet (bcf), dengan produksi awal direncanakan pada 2027 dan potensi peningkatan produksi hingga tiga kali lipat pada 2035.
Proyeksi Kinerja: Produksi Migas dan Pendapatan Melonjak
Samuel Sekuritas memprediksi pertumbuhan produksi migas ENRG mencapai:
- CAGR 2,9% (2026)
- CAGR 24,8% (2031)
Sementara itu, pendapatan diperkirakan tumbuh sebesar 18% pada periode yang sama. Ini mengindikasikan fundamental bisnis ENRG yang semakin kuat di sektor energi migas.
baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia Tuan Rumah Cabang Petanque Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi
Rights Issue ENRG: Targetkan Dana Rp 595,7 Miliar
Untuk mendukung ekspansi bisnis, ENRG berencana menggelar aksi korporasi berupa non-preemptive rights issue (NPRI) dengan melepas 2,5 miliar saham baru. Target dana yang ingin dihimpun mencapai sekitar Rp 595,7 miliar.
Sebanyak 70% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk PT Imbang Tata Alam, anak usaha ENRG yang menguasai 100% hak partisipasi di Blok Malacca Strait, salah satu aset minyak terbesar yang dimiliki perseroan.
penulis : laura shintia rengganis