Masuk ke dunia Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) memang terdengar keren dan menjanjikan. Di balik layar aplikasi favoritmu, ada kerja keras para software engineer yang merancang, membangun, dan menguji sistem agar berjalan mulus. Tapi jangan salah, di balik kesuksesan itu, banyak pemula yang terjebak dalam kesalahan fatal saat memulai karier atau belajar RPL.
Kesalahan-kesalahan ini bukan hanya bisa menghambat proses belajar, tapi juga bisa bikin seseorang merasa gagal terlalu cepat dan akhirnya menyerah. Kalau kamu tertarik menekuni bidang ini, penting untuk tahu jebakan yang sering terjadi agar kamu bisa lebih siap dan fokus.
Berikut ini adalah 7 kesalahan paling sering dilakukan pemula di dunia rekayasa perangkat lunak. Apakah kamu juga pernah melakukannya?
baca juga : Cloud Security: Perbandingan Keamanan antara Penyedia Layanan Cloud Terbesar
1. Fokus Terlalu Banyak ke Bahasa Pemrograman
Salah satu kesalahan umum pemula adalah terlalu sibuk memilih dan belajar berbagai bahasa pemrograman tanpa memahami konsep dasarnya. Padahal, prinsip-prinsip seperti struktur data, algoritma, OOP (Object-Oriented Programming), dan logika pemrograman jauh lebih penting dibanding hanya menguasai satu atau dua bahasa saja.
Bahasa bisa dipelajari dengan cepat kalau fondasi pemahamanmu sudah kuat. Jadi, daripada bingung memilih antara Python, Java, atau C++, fokuslah dulu pada pemahaman logika dan cara kerja pemrograman.
2. Langsung Ingin Proyek Besar Tanpa Paham Dasar
Punya ambisi besar memang bagus, tapi banyak pemula langsung ingin membuat aplikasi besar seperti e-commerce atau sistem informasi kompleks padahal belum paham bagaimana membuat program sederhana.
Belajar RPL itu bertahap. Mulailah dari proyek kecil seperti kalkulator, aplikasi catatan, atau game sederhana. Dari situ kamu bisa memahami proses kerja pengembangan perangkat lunak secara bertahap.
3. Mengabaikan Dokumentasi dan Best Practice
Apakah kamu salah satu yang langsung loncat ke tutorial YouTube tanpa baca dokumentasi resmi? Kalau iya, kamu sedang melewatkan harta karun penting.
Dokumentasi bukan cuma catatan teknis, tapi juga panduan resmi yang menjelaskan cara kerja suatu bahasa atau framework. Selain itu, memahami best practice dalam menulis kode sangat penting agar kode yang kamu tulis tidak hanya bisa jalan, tapi juga mudah dibaca dan dikembangkan.
Apa Saja Ciri-Ciri Kode Buruk yang Harus Dihindari?
Menulis kode bukan soal bisa jalan atau tidak. Kode yang buruk bisa menyulitkan pengembang lain — atau bahkan kamu sendiri — di kemudian hari. Beberapa ciri kode buruk antara lain:
- Variabel tidak jelas (seperti
x
,y
,abc
) - Tidak ada komentar atau dokumentasi
- Struktur program berantakan
- Mengulang-ulang kode (tidak menggunakan fungsi atau modul)
- Tidak mengikuti standar gaya penulisan kode (coding style)
Dengan belajar menulis kode yang bersih dan rapi sejak awal, kamu sudah satu langkah lebih maju dibanding banyak pemula lainnya.
4. Takut Bertanya dan Terlalu Perfeksionis
Banyak pemula yang terlalu takut untuk bertanya karena merasa pertanyaannya sepele. Padahal, bertanya di komunitas atau forum bisa membuka banyak wawasan dan mempercepat proses belajar.
Selain itu, perfeksionisme juga bisa jadi penghambat. Kadang kita terlalu fokus ingin kode sempurna tanpa error, padahal error itu bagian penting dari proses belajar. Lebih baik banyak mencoba dan gagal, daripada tidak pernah mulai karena takut salah.
5. Tidak Belajar Tentang Version Control
Pernah dengar tentang Git dan GitHub? Kalau belum, inilah saatnya kamu kenalan. Banyak pemula mengabaikan tools version control, padahal ini adalah salah satu keterampilan wajib di dunia rekayasa perangkat lunak.
Dengan Git, kamu bisa:
- Menyimpan riwayat perubahan kode
- Kolaborasi dalam tim
- Menghindari kehilangan data saat coding
Belajar Git di awal akan sangat membantumu saat nanti bekerja dalam tim atau membangun portofolio profesional.
Mengapa Testing Itu Penting, Tapi Sering Dilupakan?
Salah satu aspek yang sering dilupakan pemula adalah pengujian perangkat lunak (software testing). Banyak yang hanya fokus agar kode bisa jalan, tanpa mengecek apakah kode tersebut stabil atau bisa bekerja dalam berbagai kondisi.
Testing sangat penting untuk:
- Menjamin kualitas program
- Mendeteksi bug sejak awal
- Menghindari kerusakan besar saat program sudah digunakan pengguna
Pelajari konsep unit test, integration test, dan debugging sejak dini agar kamu terbiasa membangun perangkat lunak yang tidak hanya berfungsi, tapi juga handal.
6. Tidak Membangun Portofolio
Kalau kamu serius ingin berkarier di bidang ini, jangan hanya simpan semua hasil belajar di lokal komputer. Buatlah akun GitHub atau situs portofolio pribadi untuk menampilkan hasil karyamu.
Portofolio bisa menjadi nilai plus saat melamar kerja, dan juga menunjukkan konsistensi serta perkembangan kemampuanmu. Bahkan proyek kecil pun bisa jadi bahan pembuktian nyata kemampuanmu dalam RPL.
7. Belajar Sendiri Tanpa Arah
Belajar secara otodidak memang keren, tapi tanpa arah yang jelas, kamu bisa terjebak dalam kebingungan. Gunakan roadmap atau kurikulum belajar yang terstruktur agar proses belajarmu lebih efektif.
Beberapa hal yang sebaiknya kamu pelajari secara urut:
- Logika dan dasar pemrograman
- Struktur data dan algoritma
- OOP dan dasar software engineering
- Version control (Git)
- Framework atau tools sesuai minat
- Testing dan deployment
penulis : elsandria