IHSG Berpotensi Variatif Menyikapi Pertemuan The Fed: "Wait and See" Menjadi Sentimen Utama

IHSG Berpotensi Variatif Menyikapi Pertemuan The Fed: “Wait and See” Menjadi Sentimen Utama

Pasar Menghadapi Ketidakpastian, IHSG Berpotensi Bergerak Mixed

Analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak mixed (variatif) pada perdagangan hari ini, Rabu, 23 Juli 2025. Sentimen utama yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG berasal dari faktor global, termasuk pertemuan bank sentral AS, The Fed, serta perkembangan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagangnya.

Baca Juga : Erika Carlina Mengungkapkan Kondisi Bayinya yang Terancam: Apa yang Terjadi?

Sentimen Utama: “Wait and See” Menyikapi Pertemuan The Fed

Investor saat ini akan lebih berhati-hati dalam memantau arah pasar, dengan fokus utama pada pertemuan The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada 29-30 Juli 2025. Sikap “wait and see” akan mendominasi pasar karena pelaku pasar ingin mengetahui keputusan terkait kebijakan suku bunga yang dapat berdampak pada perekonomian global. Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyatakan bahwa suku bunga mungkin akan diturunkan pada pertemuan tersebut, mengingat risiko ekonomi yang meningkat dan dampak inflasi akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pasar Global

Selain kebijakan The Fed, pelaku pasar juga akan mencermati kesepakatan dagang antara AS dan mitra dagangnya, terutama terkait dengan China. Diperkirakan, AS akan memperpanjang batas waktu untuk mencapai kesepakatan dengan China menjelang batas waktu pada 1 Agustus 2025. Pertemuan yang dijadwalkan di Stockholm, Swedia, pada pekan depan menjadi perhatian penting.

Di sisi lain, AS baru-baru ini juga mencapai kesepakatan perdagangan dengan Filipina, yang mencakup tarif 19% untuk barang impor dari negara tersebut. Hal ini dapat memengaruhi pergerakan saham-saham terkait perdagangan internasional.

Perkembangan Permintaan Pinjaman di Eropa

Dari kawasan Eropa, survei oleh European Central Bank (ECB) menunjukkan bahwa permintaan pinjaman dari perusahaan di Euro Area pada kuartal pertama 2025 meningkat, didorong oleh penurunan suku bunga acuan. Meskipun demikian, ketegangan geopolitik dan perdagangan dapat memengaruhi perkembangan tersebut, dan untuk kuartal kedua 2025, diperkirakan permintaan pinjaman akan kembali meningkat.

Baca Juga : Teknologi Modern Perpustakaan: Menyongsong Era Digital dalam Pengelolaan Buku

Pergerakan Bursa Eropa dan AS

Pada perdagangan Selasa (22/7), bursa saham Eropa ditutup variatif. Indeks Euro Stoxx 50 melemah 1,01%, sementara indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,12%. Indeks DAX Jerman turun 1,09%, dan indeks CAC Prancis sedikit turun sebesar 0,69%. Di Wall Street, bursa saham AS juga mengalami pergerakan yang bervariasi, dengan indeks S&P 500 naik tipis 0,06% di level 6.309,62, sementara indeks Dow Jones Industrial Average menguat 179,37 poin atau 0,40% menjadi 44.502,44.

Penulis : Tamtia Gusti Riana

More From Author

Motorola Edge 60 Pro Resmi Masuk Indonesia: Bawa AI Canggih dan Kamera Profesional

Motorola Edge 60 Pro Resmi Masuk Indonesia: Bawa AI Canggih dan Kamera Profesional

Bincang Para Pemain: Pesan Keberanian dalam Film Believe | SAPA PAGI

Bincang Para Pemain: Pesan Keberanian dalam Film Believe | SAPA PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories