Allegri Kembali Setelah 11 Tahun, Membawa Angin Segar untuk AC Milan
Massimiliano Allegri resmi kembali menukangi AC Milan setelah 11 tahun berlalu sejak kepemimpinannya yang pertama pada 2010-2014. Kedatangannya kali ini langsung membawa perubahan signifikan dalam cara kerja tim, terutama di masa pramusim yang kini dijalani di Singapura. Allegri kembali dengan misi membangkitkan kekuatan Milan dan menata fondasi kokoh untuk musim baru.
Baca juga:Investor Terkenal Menyatakan Waktunya ‘Mengucapkan Selamat Tinggal’ pada Saham SoundHound AI
Fokus Utama: Memperkuat Fase Bertahan AC Milan
Salah satu perubahan terbesar yang diperkenalkan Allegri adalah peningkatan disiplin dalam fase bertahan. Pemain AC Milan, Filippo Terracciano, mengungkapkan bahwa pelatih fokus membangun solidaritas dan kerja keras di lini pertahanan. Dalam latihan di Bishan Stadium, Singapura, Allegri membagi skuad menjadi dua tim untuk melatih pertahanan dan serangan secara intens.
“Saya pikir perubahan terbesar ada di fase bertahan karena itu sangat penting. Solidaritas dalam tim jadi kunci perubahan selama 20 hari latihan,” kata Terracciano.
Latihan Intensif di Singapura Menjelang Musim Baru
Selama pramusim, AC Milan mempersiapkan diri dengan latihan serius di Singapura, termasuk menghadapi laga uji coba melawan Arsenal di National Stadium. Kondisi cuaca panas di Singapura menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain, namun mereka bertekad beradaptasi dan tampil maksimal. Allegri tampak sangat serius membenahi pola permainan, terutama di lini belakang.
Allegri dan Warisannya: Scudetto 2010-2011
Sebelum kembali, Allegri sudah meninggalkan jejak positif di Milan dengan membawa klub meraih gelar scudetto ke-18 pada musim 2010-2011. Pengalaman dan rekam jejak tersebut menjadi modal penting untuk membangun tim yang solid dan kompetitif di level tertinggi.
Pentingnya Peran Individu dalam Sistem Allegri
Menurut Terracciano, Allegri menekankan bahwa kekuatan pertahanan bukan hanya soal kerja sama tim, tapi juga kontribusi maksimal dari setiap individu. Setiap pemain diharapkan tampil optimal agar ketika digabungkan menjadi satu kesatuan, tim bisa menunjukkan performa terbaik.
“Dia percaya kalau setiap individu memberikan yang terbaik, tim akan jauh lebih baik secara kolektif,” ujar Terracciano, yang bisa bermain sebagai bek sayap maupun gelandang.
Penulis:Nur aini
