Ketegangan Perdagangan Global Pengaruhi Pergerakan Rupiah
Menjelang tenggat waktu pemberlakuan tarif impor baru oleh pemerintahan Donald Trump, rupiah menunjukkan penguatan signifikan dan diperdagangkan di level Rp16.278 per dolar AS. Kinerja ini mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian global yang masih membayangi perdagangan internasional.
baca juga : Cara Mengatur Monitor agar Mata Anda Tidak Cepat Lelah
Pasar Waspadai Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Ekonomi Global
Investor tengah mencermati keputusan tarif Amerika Serikat terhadap Tiongkok dan negara mitra lainnya. Ketegangan ini memicu volatilitas di pasar keuangan global, termasuk pergerakan mata uang negara berkembang seperti Indonesia. Meski tekanan masih terasa, rupiah mampu mencatat penguatan dalam perdagangan intraday.
Faktor-Faktor yang Mendorong Penguatan Rupiah:
- Antisipasi pelonggaran moneter oleh bank sentral global
- Masuknya aliran dana asing ke pasar obligasi dan saham Indonesia
- Intervensi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah
- Optimisme pelaku pasar terhadap fundamental ekonomi domestik
Proyeksi Analis: Volatilitas Masih Akan Berlanjut
Sejumlah analis memperkirakan bahwa meski rupiah sempat menguat, volatilitas pasar masih tinggi seiring belum adanya kejelasan soal arah kebijakan perdagangan AS. Pelaku pasar disarankan tetap waspada terhadap risiko eksternal dan mencermati pernyataan resmi dari The Fed dan Pemerintah AS.
Kesimpulan: Rupiah Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global
Penguatan rupiah menjelang batas waktu tarif Trump menunjukkan daya tahan pasar Indonesia terhadap guncangan eksternal. Namun, kehati-hatian tetap dibutuhkan mengingat dinamika global yang belum stabil sepenuhnya.
penulis : Muhamad Anwar Fuadi